Dua Alasan Utama Tingkat Literasi Indonesia Timur Cenderung Rendah
UNESCO melaporkan bahwa kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah
UNESCO melaporkan bahwa kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah
Terlebih di kala pandemi, sepertinya membaca buku di ruang terbuka atau perpustakaan tergolong aman.
Kerjasama perpustakaan MPR diharapkan bisa meningkatkan mutu dan pelayanan kepada masyarakat umum, pecinta buku, khususnya dosen dan mahasiswa.
Aplikasi ini bisa mengetahui perpustakaan mana saja yang sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan.
Kurangnya alokasi anggaran menghambat potensi perpustakaan untuk menjadi sumber ilmu pengetahuan dan informasi
Transformasi dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
Belum lama ini perpustakaan Newcastle di Inggris menerima sebuah buku yang baru dikembalikan setelah 63 tahun, melalui pos
Perpustakaan Umum Daerah Kokomo-Howard mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook bahwa buku berjudul Little Men oleh Louisa May Alcott
Perpusnas adalah salah satu lembaga negara yang paling siap dalam menghadapi pandemi Covid-19
Indonesia memiliki jumlah tanaman herbal terbaik dan terbanyak di dunia
Perpusnas menyediakan layanan daring yang bisa diakses setiap saat dan gratis
Perpustakaan daerah harus membeli koleksi buku best seller dengan kertas deluxe
Idealnya, terbit 3 buku baru untuk setiap orang dalam setahun
Perpustakaan berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran jarak jauh
Literasi tidak lepas dari peran perpustakaan
Anak-anak sudah diwajibkan membaca sejak belia, walaupun sebentar
70 persen siswa Indonesia membaca di bawah kompetensi minimum
Mendongkrak pengetahuan warga desa bisa melalui pembangunan perpustakaan desa
Seluruh insan perpustakaan di Tanah Air harus menguatkan perannya dalam mentransffer pengetahuan
Pemerintah terus memperluas kegiatan pembudayaan gemar membaca di daerah 3T