Ekonomi

Mendag Zulhas Soroti Fenomena Thrifting: Jalan Tikus

Mendag Zulhas Soroti Fenomena Thrifting: Jalan Tikus
Aktivitas kegiatan penjual pakaian dan sepatu bekas dari Singapura di jalan Jodoh, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (29/4) malam. Pasar ini buka sejak subuh hingga siang hari. Para penjual di Pasar Pagi Jodoh menjajakan pakaian bekas dari Singapura. Banyak barang-barang bermerek, harga yang ditawarkan pun sangat murah, bahkan mulai dari harga sepuluh ribu. Mengingat yang dijual adalah produk bekas, para pembeli harus ekstra hati-hati dalam memilihnya, pastikan barang diincar masih tampak bagus dan (AKURAT.CO/Sopian)

AKURAT.CO, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas akhirnya memberikan tanggapan terkait fenomena perdagangan baju bekas impor atau yang dikenal dengan istilah thrifting yang saat ini tengah merajalela. Menurutnya, baju bekas impor memang tidak seharusnya diperjualbelikan.

Menurut Zulhas, baju bekas impor mulai merajalela di tanah air karena banyaknya 'jalan tikus'. Pemerintah kini sedang mendeteksi 'jalan tikus' tersebut sehingga bisa langsung ditindaklanjuti.

"Kita ini memang kelemahannya ada jalan tikusnya banyak, perlu kerja sama dengan Satgas agar bisa terdeteksi. Cuma yang penting itu laporan dari masyarakat," kata Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Rabu (15/3/2023).

baca juga:

Zulhas mengungkapkan bahwa baju bekas impor sangat membahayakan bagi masyarakat. Sebab, pertama, masyarakat bisa dirugikan dengan penyakit menempel pada baju-baju bekas.

Kedua, perdagangan baju bekas ini bisa menghancurkan pasar UMKM. Zulhas menambahkan negara pun rugi miliaran rupiah imbas perdagangan baju bekas impor ini. 

Sebagai contoh, kasus yang ada di Mojokerto, kerugian negara ini bisa mencapai Rp10 miliar lebih karena kasus baju bekas impor tersebut.

Kemudian, kasus lain di Pekanbaru yang menurutnya nilainya jauh lebih besar.

"Besok tanggal 17 saya akan musnahkan di Riau, Pekanbaru itu banyak sekali ada 900-an bal mau kita bakar, tanggal 21 saya musnahkan di Mojokerto itu sampai Rp10 miliar kerugian negara. Pekanbaru lebih besar lagi," ungkap Zulhas.