
AKURAT.CO Memiliki penghasilan melimpah tentu menjadi idaman banyak orang dalam hal keuangan, terlebih kalau penghasilan kamu bisa menjadi PSBB alias Penghasilan Saya Banyak Berkahnya.
Karena tidak bisa dipungkiri, penghasilan yang mapan memang mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari apalagi di tengah situasi ketidakpastian pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Tetapi yang tentu kita enggak kalah penting adalah bagaimana penghasilan yang kita dapatkan bisa menjadi keberkahan.
Salah satunya yang pasti adalah mendapatkan penghasilan itu secara halal. Pendapatan secara umum seringkali berhubungan dengan sejumlah uang yang diterima seseorang sebagai hasil atas suatu hal yang dilakukan, dikerjakan atau diinvestasikan.
baca juga:
Tetapi bagaimana jika penghasilanmu tidak pasti alias tak menentu. Seperti membuka usaha misalnya, tentu ketika kamu memilih membuka usaha sendiri otomatis penghasilan yang didapat tidak pasti atau tak menentu kan.
Eitss, jangan gelisah, resah, galau merana dulu. Sejatinya mengatur keuangan secara baik berapapun penghasilan yang didapat tentu harus dilakukan. Agar keuangan kita tetap lancar, aman jaya, dan bikin hati tenang pastinya.
Jangan sampai seperti pepatah 'lebih besar pasak daripada tiang', yaitu lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan. Atau juga hanya pas-pasan, hanya sekedar numpang lewat tiap bulan, tanpa ada sisa penghasilan untuk kehidupan masa tua ketika memasuki periode pensiun.
Lantas, bagaimana sih sebenarnya cara ampuh untuk mengatur penghasilan agar penghasilan yang kamu dapatkan tak hanya menjadi penghasilan melimpah tetapi juga menjadi PSBB atau penghasilan syang berkah.
Melansir Instagram Perencana Keuangan Prita Hapsari Gozie @pritaghozie, begini sederet cara untuk menjadikan penghasilan melimpahmu menjadi PSBB alias Penghasilan Saya Banyak Berkahnya.
1. Zakat dan Sedekah (Living)
Zakat (bahasa Arab: زكاة, translit.zakāh) dalam segi istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya). Zakat dari segi bahasa berarti 'bersih', 'suci', 'subur', 'berkat' dan 'berkembang'.
Menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun Islam.
Setiap umat muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran.
Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat.
Nabi Muhammad SAW pun melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan zakat bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin.
Jadi biar penghasilan kamu menjadi Penghasilan Saya Banyak Berkahnya salah satunya yakni dengan tak lupa menyisihkan penghasilan untuk membayar zakat dan sedekah. Langkah ini juga sebagai cara ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang kita terima, termasuk menyucikan harta kamu.
2. Dana Darurat dan Premi Asuransi Jiwa (Saving)
Saat ini, jika kamu sudah tidak mengumpulkan dana darurat. Tapi, ada baiknya kamu tetap menyesuaikan apabila di kemudian hari tetap harus menyisihkan apalagi memasuki New Normal pasca Covid-19.
Dana darurat ini bisa menjadi salah satu tujuan menabung karena dengan adanya dana darurat. Kamu tidak perlu lagi khawatir dengan berbagai masalah keuangan di masa depan.
Penting! Resiliensi keuangan sangat ditentukan oleh berapa kecukupan dana darurat yang dimiliki. Dan inget yaaa, dana darurat itu beda banget sama tabungan.
Jadi, kalau ditanya apakah kamu sudah punya dana darurat, lalu kamu menjawab "Oh, ada sih cash di tabungan ...." tidak menjamin kamu sudah punya dana darurat ya.
Karena dana darurat itu memanglah dana yang seharusnya tidak diotak-otak. Mengingat dana darurat baru akan dikeluarkan saat keadaan yang penting dan udah mentok banget. Mari mulai sekarang disiplin yuk mengalokasikan uang untuk dana darurat.
Sehingga, alokasi 10% dari penghasilan saat ini untuk menambah investasi dana pensiun. Termasuk untuk premi asuransi jiwa.
3. Biaya Hidup Bulanan (Living)
Dengan kebutuhan tanggungan keluarga, kamu harus berusaha mengelola bulanan maksimal 50% dari penghasilan. Yuk pergunakan momen masa New Normal ini sebagai refleksi berapa biaya hidup yang sesungguhnya.
Nah, untuk kamu yang masih ada cicilan, kita batasi maksimal 30% yaa, sisanya untuk biaya hidup. Otomatis ada jatah pos lainnya yang terambil untuk menambah biaya hidup bulanan.
Karena biar gimanapun juga biaya hidup bulanan memang harus bisa diatur secara seksama. Apalagi kadang beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan.
Jadi harus siap-siap deh tuh untuk mengetatkan pengeluaran untuk biaya hidup bulanan.
4. Menabung untuk Family Holiday (Saving)
Salah satu tujuan keuangan yang menjadi prioritas keluarga adalah trip bersama. Nah, biasanya kamu bisa sisihkan 5% dari penghasilan.
Kadang enggak tahu juga sih mau kemana, karena kita mah tipe mepets kalau prepare trip liburan. Silahkan tentukan tujuan keuangan lain sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
5. Investasi Masa Depan (Saving)
Usahakan kamu sudah tidak punya cicilan besar seperti rumah tinggal dan kendaraan. Sehingga kamu bisa berusaha mengalokasikan semua penghasilan tersebut untuk investasi.
At least 20% kamu bisa persiapkan untuk pensiun. Karena investasi ini juga penting banget lho, daripada uangmu cuma diem-diem bae ditabungan tanpa ada pergerakan apapun.
Enggak ada salahnya kan ku cuma untuk investasi untuk kehidupan masa depan. Pilihlah investasi yang sekiranya cocok denganmu dan pelajari dulu secara mendalam soal jenis investasi itu, sebelum nyemplung investasi itu.
6. Gaya hidup dan Hiburan (Playing)
Tentu saja kamu butuh Pos Playing dong. Nah, biasanya sih 10% dari penghasilan sudah cukup untuk jajan kekinian, beauty products dan online shopping mylaff.
Of course rekeningnya dipisahkan dong dengan rekening operasional bulanan. Biar enggak mengganggu tabungan maupun dana darurat yang udah capek-capek kamu bangun di pos-pos keuanganmu.
Tapi ingat ya, bergayalah sesuai dengan kondisi keuanganmu. Jangan sampai boros demi menuruti gaya hidup untuk gengsi semata.
Ingat nih, gaji sekecil apapun harus bisa untuk biaya hidup. Gaji sebesar apapun tidak bisa untuk gaya hidup.[]