
AKURAT.CO Apa yang terlintas di pikiranmu ketika membicarakan tentang wilayah Glodok? Pasti tidak jauh dari Tionghoa. Glodok adalah kelurahan yang yang terletak di Kecamatan Taman Sari, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, dulunya daerah ini adalah Pecinan terbesar di Batavia.
Mengutip dari berbagai sumber pada (3/2/2023) inilah pembahasan tentang wilayah Glodok:
1. Sejarah wilayah Glodok

Mayoritas warga Glodok merupakan warga keturunan Tionghoa (termasuk Tionghoa Jakarta). Saat ini Glodok dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta. Secara administratif, Glodok merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
baca juga:
2. Asal nama Glodok

Kata Glodok berasal dari Bahasa Sunda “Golodog”, yang berarti pintu masuk rumah, karena Sunda Kalapa, Jakarta merupakan pintu masuk ke kerajaan Sunda. Karena sebelum dikuasai Belanda yang membawa para pekerja dari berbagai daerah dan menjadi Betawi atau Batavia, Sunda Kelapa dihuni oleh orang Sunda.
Suku Jawa dan Melayu yang kemudian banyak menghuni Jakarta mengalami perubahan diksi dari Golodog menjadi Glodok karena kebanyakan orang non Sunda mengeja dan mengalami perubahan dari huruf `G` menjadi `K`. Saat ini juga masih banyak daerah di Jakarta yang memakai bahasa Sunda walaupun sudah mengalami perubahan kata.
3. Dahulu pusat elektronik Jakarta

Sejak tahun 1970-an, kawasan Glodok telah dikenal sebagai surganya barang elektronik dengan banyak sekali varian dari bekas sampai keluaran terbaru. Sekarang banyak toko yang tutup karena sepi pembeli. Dulu kebanyakan orang di jangkauan JABODETABEK selalu membeli alat elektronik dari Glodok, sebut saja TV, kulkas dan lain sebagainya.
4. Gang Gloria

Gang ini adalah salah satu kawasan kuliner di kawasan Pancoran-Glodok. Pada masa jayanya, sejumlah restoran di Gang Gloria menjadi tempat jajan favorit masyarakat sekitar. Lokasi gang ini memanjang di bekas pertokoan Gloria yang kini menjadi Pancoran ChinaTown Point. Panjangnya dari tepi Jalan Pancoran menuju Pintu Besar mencapai 120 meter.
Untuk jenis makanannya, banyak variasi dari yang halal sampai yang non-halal khas Tionghoa. Mulai dari Siomay babi, bakmi babi, sop kambing, nasi hainan, nasi campur, bakmi ayam dan banyak yang bisa ditemukan disana.
5. Pantjoran Tea House

Pantjoran Tea House yang terletak di Wilayah Glodok ini buka setiap hari weekday dari jam 08.00-20.00 WIB dan weekend 07.00-21.00 WIB. Bentuk dari bangunan ini mengikuti bentuk aslinya, yaitu Apotek Tjung Hwa, bagian sejarah kesehatan warga Batavia awal abad ke-20. Saat masuk ke toko ini suasana Tionghoa begitu terasa.
Tidak hanya menjual teh, menu makanan disini cukup beragam seperti: ayam kung pao, fish maw soup, dan aneka seafood.
6. Petak Enam

Petak Enam terdiri dari beragam menu makanan khas Tiongkok, Barat, dan Nusantara dengan konsep foodcourt. Di sini juga menawarkan area tempat makan semi outdoor dengan tempat yang unik.
Disini desain dan arsitektur sangat unik dan bernuansa China dengan hiasan lampion merah dan ornamen khas Tionghoa.
7. Vihara Dharma Bhakti

Vihara ini dibangun pada tahun 1650 dan menjadi vihara tertua di Jakarta dan diberi nama Kwan Im Teng. Kata Kwan Im Teng ini kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dan menjadi Kelenteng.
Tampilan bangunan bersejarah ini sangat unik lilin-lilin raksasa dan ornamen berwarna merah nan megah. Terdapat lukisan dan patung yang mempercantik bangunan ini.
Inilah pembahasan sejarah dari wilayah Glodok mulai dari awal bernama Glodok, berbagai kuliner di daerah ini, dan bangunan bersejarah yang ada disini.