Ekonomi

Utang Luar Negeri RI Terus Turun, Pemulihan Ekonomi Makin Positif

Utang Luar Negeri RI Terus Turun, Pemulihan Ekonomi Makin Positif
Foto ilustrasi: pengunjung berada di sekitar layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (5/8/2020). (AKURAT.CO/Endra Prakoso)

AKURAT.CO, Di tengah situasi ketidakpastian global, ekonomi Indonesia menunjukkan pemulihan yang relatif baik. Utang luar negeri (ULN) Indonesia terus mengalami penurunan sejak April 2022, baik utang pemerintah maupun swasta. 

"Kalau kita lihat sekarang sebenarnya mulai dari mungkin sekitar pertengahan tahun mulai bulan April Mei sampai sekarang ada tren penurunan hutang luar negerinya, baik utang luar negeri dari pemerintah ataupun sektor swasta kita gitu ya," kata pengamat ekonomi dari Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Rosdiana Sijabat dalam keterangan tertulis yang diterima Akuratco di Jakarta, Senin (22/11/2022).

Dia mengatakan salah satu faktor yang memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia yakni kenaikan harga-harga komoditas di pasar internasional. Hal ini yang membantu Indonesia mendapatkan manfaat positif sehingga sektor swasta maupun pemerintah mendapatkan manfaat dari hal tersebut.

baca juga:

Ia menekankan, penurunan hutang luar negeri juga terkait dengan kemampuan Indonesia secara perlahan pulih secara ekonomi.

"Meskipun belum terlalu baik tetapi tren pemulihan itu ada setidaknya bisa terlihat misalkan empat kuartal terakhir, mulai akhir 2021 pertumbuhan ekonomi kita di atas 5%-an sampai kemarin 5,7%. Jadi sebenarnya kita pada pemulihan ekonomi yang relatif baik," ujarnya.

"Meskipun belum excellent, belum seperti beberapa negara yang di atas 8% gitu, tetapi saya kira itu semua berpengaruh terhadap turunnya hutang luar negeri kita, tapi kalau misalnya kita lihat lebih detail lagi turunnya hutang luar negeri ini terkait dengan adanya pergeseran kepemilikan terutama untuk obligasi pemerintah," tambahnya.

Lebih lanjut Rosdiana mengingatkan soal faktor-faktor ketidakpastian pada pasar global seperti pasar keuangan secara global, banyaknya investor asing yang melepas obligasi dan mengganti kepada investasi lain akan berdampak pada turunnya utang luar negeri Indonesia secara struktur.

Dijelaskan dosen ekonomi itu, melihat kemampuan Pemerintah dalam memerintah pihak swasta membayar hutang mereka, baik bunga maupun pokoknya di tengah situasi perekonomian yang masih dalam masa pemulihan, maka akan menjadi tanda-tanda baik bagi Pemerintah dalam membayar hutang.

"Pemerintah yang membuat mereka mampu untuk melakukan pelunasan peminjaman mereka. Lalu kemudian kalau hal lain memang yang perlu ditekankan adalah pemerintah, perlu dan ini yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga kredibilitas dari fiskal kita terkait dengan pinjaman asing, perlu sekali kita pertahankan supaya hutang luar negeri kita ini di kisaran 31%,” jelasnya.

Lebih jauh Rosdiana, Pemerintah saat ini pada posisi bagaimana supaya hutang luar negeri Indonesia ini ada pada posisi yang baik dengan struktur diupayakan ULN dengan tenor, atau hutang jangka panjang yang lebih dominan, sehingga dominasi hutang luar negeri berjangka panjang di atas 85% itu perlu dipertahankan, agar  tidak ada beban hutang yang besar menjadi beban jangka pendek sekarang.

"Kita butuh sekali bagaimana pembiayaan di APBN ini bisa berjalan dengan baik, itu dalam rangka pemulihan ekonomi. Saya kira itu yang perlu dipertahankan oleh pemerintah, tetapi kalau kita lihat trend hutang yang turun," ungkapnya.

"Tentu yang saya katakan tadi ada perubahan porsi kepemilikan, banyak investor asing melepas obligasi di tengah ketidakpastian global dan juga adanya beberapa pelunasan pinjaman pemerintah maupun swasta yang itu semua menunjukkan bahwa manajemen hutang luar negeri kita ini relatif baik, dan itu penting bagi pemerintah dan swasta kita kredibilitas pengelolaan utang asing di mata internasional karena ini akan berkaitan dengan kita, saya kira itu yang terjadi," tutupnya.[]