Lifestyle

Mengenal Jiaozi, Uang Kertas Pertama Di Dunia

Mengenal Jiaozi, Uang Kertas Pertama Di Dunia
Jiaozi, uang kertas pertama di dunia (Borneo24)

AKURAT.CO, Tahukah Anda bagaimana sejarah uang kertas pertama di dunia? Faktanya, banyak yang tidak mengetahui bahwa keberadaan uang kertas sebenarnya sudah ada sejak 997 Masehi. Sejak zaman dahulu uang telah mengalami transformasi, mulai dari batu, logam hingga akhirnya muncul uang kertas.

Lalu, bagaimakah sejarah uang kertas pertama di dunia? Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Uang Kertas Pertama Di Dunia

Dikutip Akurat.co dari situs resmi Bank Indonesia, uang kertas yang pertama kali ada dikenal dengan nama “Jiaozi.” Uang ini pertama kali ditemukan di daratan China pada tahun 997 Masehi silam. Menurut Guinness World, cikal bakal uang kertas ini adalah “Uang Terbang” yang digunakan oleh pedagang kaya dan pejabat pemerintahan pada Dinasti Tang China (618-907).

baca juga:

Pada masa sekarang, uang terbang ini dapat dikatakan sebagai dokumen yang setara dengan wesel bank di mana orang harus menyetor uang kepada pejabat setempat yang kemudian diberi imbalan tanda terima kertas berupa kwitansi. Kemudian kwitansi inilah yang nantinya bisa ditukar dengan jumlah yang sama di tempat lain. Uang terbang ini tidak tersedia di masyarakat umum dan juga tidak bisa ditukar antar individu lain.

Seiring berjalannya waktu, selama Dinasti Song (960-1279 M) di China muncullah mata uang kertas pertama yang setara dengan uang kertas masa kini.

Uang kertas pertama tersebut merupakan sebuah surat promes yang kemudian dikenal dengan nama ‘Jiaozi.’ Uang kertas Jiaozi dibuat oleh sekelompok pedagang di Sichuan pada masa Kaisar Zhenzong (977-1022 M).

Tidak seperti uang terbang, uang Jiaozi dapat ditukar antar individu dan digunakan masyarakat umum bahkan dapat ditukar dengan uang berbasis koin yang sudah ada sebelumnya. Namun, setelah penggunaan Jiaozi sempat populer, Jiaozi mengalami gangguan masalah inflasi selama beberapa dekade.

Pada akhirnya Jiaozi digantikan dengan catatan yang disebut dengan “Huizi” yang dicetak oleh pemerintah di percetakan resmi.

Huizi dicetak pada masa kepemimpinan Dinasti Song (960-1279 M) oleh pemerintah melalui percetakan milik pemerintah. Setiap catatannya berukuran kira-kira lembar A4 yang terdiri dari gambar pastoral dan dicetak dari lempengan tembaga. Dalam cetakan tersebut di bawahnya disertai dengan catatan ancaman jika ada yang melakukan pemalsuan. Layaknya uang dimasa kini, uang tersebut dicetak dan dihiasi dengan denominasi dalam tulisan tangan serta cap tinta merah untuk menunjukan keasliannya.

Penggunaan uang kertas ini terus mengalami dinamikanya. Sempat mengalami krisis keuangan yang cukup parah hingga akhirnya membuat nilai mata uang kertas di China jatuh. Akibatnya pada tahun 1455 tepatnya setelah lebih dari 500 tahun penggunaan uang kertas ini dihilangkan.

Kemudian setelah abad ke-17 penggunaan uang kertas baru digunakan dan dimulai di Benua Eropa. Sementara itu, walaupun sempat populer digunakan pada masanya para arkeolog tidak menemukan uang kertas Huizi yang masih bertahan hingga kini. Namun, para arkeolog hanya berhasil menemukan satu contoh pelat cetak yang pada zaman dahulu digunakan untu memproduksi uang kertas tersebut dari tahun 1023.