News

Tidak Menguntungkan, Ratusan Warga Demo Pabrik Aqua

Tidak Menguntungkan, Ratusan Warga Demo Pabrik Aqua
Warga melakukan unjuk rasa di depan pabrik Aqua di Desa Wangen, Polanharjo, Klaten. (AMGA)

AKURAT.CO Ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) melakukan unjuk rasa di depan pabrik Aqua Danone (PT Tirta Investama) di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/3/2023). 

Sekitar 500 warga menuntut PT Tirta Investama dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada masyarakat di Kecamatan Polanharjo. 

AMGA menuding PT Tirta Investama tidak memberikan dampak kesejahteraan kepada warga yang tinggal di sekitar perusahaan penghasil produk air minum bermerek Aqua itu.

baca juga:

"Investasi harus menyejahterakan masyarakat, terutama masyarakat yang berada dalam ring satu terdampak. Salah satu caranya dengan melibatkan pengusaha-pengusaha lokal sebagai mitra. Jangan hanya dijadikan sebagai penonton saja," jelas Ketua AMGA, Mukti Wibowo, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (18/3/2023).

Dia menjelaskan, saat ini daya tahan perekonomian masyarakat di ring satu pabrik Aqua terus menurun karena pengaruh dugaan praktik monopoli bisnis di dalam pengelolaan manajemen. 

"Masyarakat ring satu terdampak hanya dijadikan buruh oleh PT Tirta Investama. Pengusaha-pengusaha lokal tidak diberi peran," kata Mukti.

Sekretaris AMGA, Abdullah Ihsan, mengatakan, PT Tirta Investama seringkali memaksa truk dan armada pengangkut botol Aqua membawa muatan berat (over loading over dimention/ODOL) di ruas jalan kelas III C yang biasa dilalui warga. 

Menurut dia, tindakan tersebut mengakibatkan bahaya lalu lintas yang dapat mengancam keselamatan warga setiap saat.

"Getaran truk trailer dan sempitnya jalan mengancam pengguna jalan, anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Truk pengangkut galon Aqua semestinya tunduk dan tertib dengan aturan kelas jalan," jelasnya. 

Abdullah mengatakan, dampak lain keberadaan pabrik Aqua yakni soal produksi pertanian masyarakat yang cenderung terus menurun. Salah satu faktor penyebabnya adalah kebutuhan air untuk irigasi pertanian yang berkurang, lantaran merosotnya suplai air dari sumber mata air Umbul Sigedang dan Umbul Kapilaler. Dia pun memastikan sumur Aqua berada di dekat dua sumber mata air itu.

"Eksplorasi air semestinya dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menganggu kebutuhan air warga," ujarnya.

Berdasarkan catatan AMGA, sumur pertama Aqua di wilayah tersebut sudah mengambil air berkisar hingga 60 liter per detik sejak tahun 2003. Sementara sumur kedua diprediksi mampu mengambil 45 liter per detik. Padahal, kedua sumur tersebut diduga belum mengantongi izin operasional formal. 

"Pengusahaan air PT Tirta Investama ini seharusnya memiliki kejelasan perizinan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku," kata Abdullah.

AMGA pun menuntut dilakukannya evaluasi menyeluruh atas proyek privatisasi air yang dilakukan PT Tirta Investama. AMGA menegaskan jika tuntutan tersebut tidak dilaksanakan, maka sebaiknya pabrik Aqua di Klaten ditutup dan proyek tersebut dapat diarahkan untuk divestasi air bagi masyarakat.

"AMGA kembali menuntut 90 persen pekerjaan di dalam PT Tirta Investama bisa melibatkan masyarakat lokal," ujar Mukti menambahkan.