
AKURAT.CO Kim Yo-jong, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menyuruh Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol agar tutup mulut. Komentar ini disampaikan setelah Yoon menjanjikan bantuan ekonomi dengan imbalan pelucutan senjata nuklir.
Dilansir dari Reuters, tawaran Yoon yang disebut Kim sebagai 'rencana berani' ini pertama kali diusulkan pada bulan Mei dan dibahasnya lagi pada Rabu (17/8) pada konferensi pers yang menandai 100 hari ia menjabat.
"Akan lebih baik bagi citranya kalau ia menutup mulutnya," cibir Kim Yo-jong pada Jumat (19/8) dalam laporan kantor berita KCNA.
baca juga:
Ia juga menyebut Yoon sangat sederhana dan masih kekanak-kanakan, sehingga terpikir untuk memperdagangkan kerja sama ekonomi dengan kehormatan dan senjata nuklir Korea Utara.
"Tak ada yang membarter takdirnya dengan kue jagung," sindir Kim.
Menteri Unifikasi Korea Selatan lantas menyebut komentar Kim sangat tak sopan dan tak senonoh.
Sementara itu, Yoon mengatakan bersedia memberikan bantuan ekonomi secara bertahap ke Korea Utara jika negara itu mengakhiri pengembangan senjata nuklir dan memulai denuklirisasi. Ia juga mendorong untuk meningkatkan pencegahan militer Korea Selatan terhadap Korea Utara.
Negeri Ginseng telah memulai kembali latihan bersama yang telah lama ditangguhkan dengan Amerika Serikat (AS), termasuk latihan utama lapangan yang akan dimulai pekan depan. Menurut seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada Rabu (17/8), Washington mendukung kebijakan Yoon. Namun, Kim menuding latihan bersama tersebut menunjukkan bahwa perundingan diplomasi sekutu tak tulus.
"Kami tegaskan bahwa kami tak akan duduk berhadap-hadapan dengannya," tekad Kim kepada Yoon.
Kim Yo-jong telah menjadi kritikus vokal terhadap Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa ahli menganggapnya sebagai 'polisi jahat' untuk pernyataan kakaknya yang lebih lembut.
Pernyataan Kim pada Jumat (19/8) menjadi serangan pribadinya yang paling keras terhadap Yoon hingga saat ini. Sebelumnya di bulan ini, ia juga merilis omelan tak senonoh yang menyalahkan Korea Selatan atas wabah Covid-19 di Korea Utara. Kim pun mengancam 'pembalasan mematikan' jika ada kejadian lebih lanjut.
Menurut para ahli, rencana ekonomi terbaru Korea Selatan mirip dengan proposal para pemimpin sebelumnya, termasuk selama KTT antara Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong-un.
"Inisiatif Yoon menambah daftar panjang tawaran gagal yang melibatkan janji Korea Selatan untuk memberikan manfaat ekonomi bagi Korea Utara. Asumsi inilah yang menjadi dalang gagalnya serangkaian upaya untuk memulai perundingan denuklirisasi," komentar Scott Snyder, seorang rekan senior di lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri.[]