Tambang Ilegal Di Kaltim, Polri Ngaku Masih Lengkapi Berkas Ismail Bolong
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengaku masih melengkapi berkas perkara dugaan adanya tambang ilegal di Kalimantan Timur dengan tersangka Ismail
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengaku masih melengkapi berkas perkara dugaan adanya tambang ilegal di Kalimantan Timur dengan tersangka Ismail
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum menyatakan berkas perkara kasus pertambangan ilegal dengan tersangka Ismail Bolong dan dua rekannya belum lengkap.
Apabila dinyatakan lengkap, penyidik Polri segera melimpahkan Ismail Bolong dan dua tersangka lainnya beserta barang buktinya
"Harus KPK ambil alih karena nampak ada upaya-upaya pengkerdilan perkara setoran-setoran hanya menjadi tambang ilegal."
Ismail Bolong selesai diperiksa sekitar pukul 01.45 WIB Rabu dini hari tadi.
Ismal diketahui diperiksa penyidik soal dugaan suap tambang ilegal batu bara di Kalimantan Timur sejak Selasa (6/12/2022) siang pukul 11.30 WIB.
Bareskrim telah menaikkan status kasus tambang ilegal ke tahap penyidikan.
Polri telah selesai melakukan gelar Perkara terhadap Ismail Bolong terkait kasus tambang ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim) pada Jumat (3/12/2022)
Anak Ismail Bolong adalah direktur utama dari sebuah perusahaan tambang.
Ismail Bolong adalah mantan anggota Polres Samarinda, Kalimantan Timur, dengan pangkat terakhir Aiptu yang bertugas di Satuan Intelijen Keamanan.
Mereka meminta agar Ismail Bolong tak dihilangkan di kasus tersebut.
Yang jelas mereka dan lawyer sudah di dalam.
Istri dan anak Ismail Bolong akan diperiksa terkait kasus tambang ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim).
Sebenarnya saya malas berkomentar.
Informasi tersebut berdasarkan keterangan yang disampaikan pihak kuasa hukum.
Pemeriksaan itu sudah selesai dan telah dibuat laporan resmi dan sudah disampaikan ke pimpinan Polri.
Kita luncurkan panggilan kedua karena terkait dengan perusahaan yang melakukan kegiatan ilegal.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan memanggil pihak-pihak berkaitan terlebih dahulu.
Kita melakukan pemanggilan dulu.
Agus menyinggung Ferdy Sambo dan Hendra yang menutupi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat