
AKURAT.CO, Suara Partai Golkar tetap mengalami kenaikan apabila di Pemilu 2024 mengusung Airlangga Hartarto atau Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres). Suara Golkar naik 6 persen jika mencalonkan Airlangga, dan naik 12 persen jika mencalonkan Ganjar.
Demikian kesimpulan survei ekperimental yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Survei yang menyimpulkan suara Golkar sama-sama naik jika mengusung Airlangga atau Ganjar sebagai capres ini dilakukan pada 3-11 Desember 2022.
Pendiri SMRC, Saiful Mujani, menjelaskan survei menggunakan eksperimen treatment dan kontrol. Pertanyaan eksperimen kontrol kepada responden adalah, partai mana yang akan dipilih jika pemilihan anggota DPR RI digelar saat survei dilakukan? Hasilnya, 9 persen responden menjawab akan memilih Golkar.
baca juga:
Dalam treatment pertama, responden ditanya bila Partai Golkar mencalonkan Airlangga menjadi presiden, partai atau calon dari partai mana yang akan dipilih? Pada treatment ini, suara Golkar menjadi 15 persen atau mengalami kenaikan sekitar 6 persen dibanding pertanyaan kontrol.
Sementara dalam treatment kedua, jika yang dicalonkan oleh Golkar adalah Ganjar, suara beringin menjadi 21 persen atau mengalami kenaikan sebesar 12 persen. Hasil ini, kata Saiful, akan membuat Golkar mendapatkan dukungan pemilih terbesar kedua setelah PDIP.
"Berdasarkan survei ini terlihat bahwa jika Golkar mengusung Ganjar, suara Golkar naik secara signifikan tapi dukungan pada PDIP tidak mengalami perubahan, yakni tetap 24 persen," kata Saiful Mujani dikutip dari YouTube SMRC TV, Kamis, 19 Januari 2023.
"PDIP tidak terancam oleh kenaikan suara Golkar, yang terancam adalah partai lain terutama Gerindra. Suara Gerindra turun dari 11 persen dalam eksperimen kontrol menjadi 8 persen jika Golkar mengusung Ganjar sebagai capres," Saiful menambahkan.
Treatmen lainnya yakni jika Golkar mencalonkan Erick Thohir. Hasilnya, Saiful merinci, suara Golkar menjadi 11 persen, atau tidak mengalami perubahan secara signifikan.
Survei SMRC ini dilakukan secara tatap muka. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1029 atau 84 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Metode eksperimental untuk menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai dilakukan dengan membagi responden secara acak ke dalam empat kelompok (kontrol, treatmen 1, treatment 2 dan treatmen 3), dan setiap responden mendapat satu pertanyaan sesuai kelompoknya.[]