Ekonomi

Solar Bersubsidi Diproyeksi Bakal Over Kuota 14 Persen di Akhir 2022

Solar Bersubsidi Diproyeksi Bakal Over Kuota 14 Persen di Akhir 2022
Sejumlah pengendara bermotor mengantre untuk mengisi BBM di salah satu SPBU di Kota Kupang, NTT, Selasa (24/12/2019). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

AKURAT.CO Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji memproyeksikan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi akan mengalami kelebihan kuota atau oversuply pada akhir tahun 2022.

“Diestimasikan pada akhir tahun akan mengalami over kuota sebesar 14 persen atau 16,002 juta kilo liter, apabila pengendalian tidak berhasil,” kata Tutuka Ariadji dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (29/3/2022).

Ia menjelaskan kuota Jenis BBM Tertentu (JBT) solar pada 2022 sebesar 15,1 juta kilo liter (KL). Jumlah tersebut turun 4,43 persen dari kuota pada tahun 2021. Sementara itu pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan mencapai 5,2 persen.

baca juga:

Ia menambahkan realisasi penyaluran JBT solar sampai dengan Februari 2022 mencapai 2,49 juta KL. “Atau mengalami over sebesar 10 persen terhadsp kuota year to date (ytd) Februari 2022,” kata Tutuka.

Sementara itu realisasi MOPS CN 48 rata-rata pada Maret 2022 adalah USD136 per barel. Angka itu juga menunjukkan peningkatan hingga 79 persen dari rata-rata tahun 2021 sebesar USD75 per barel.

Lebih lanjut dia menjelaskan realisasi MOPS untuk RON 92 rata-rata pada Maret 2022 mencapai USD128 per barel. Jumlah itu naik 63 persen dari rata-rata tahun 2021 sebesar USD78,48 per barel.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji mengatakan harga minyak dunia yang terus merangkak naik akibat konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina, turut mempengaruhi kondisi di dalam negeri.

Bahkan saat ini harga minyak menyentuh USD119 per barel. Jumlah itu tercatat berada di atas asumsi pemerintah dalam APBN 2022 yang di kisaran USD65 per barel.

“Walaupun demikian pemerintah masih dapat menjaga harga bbm dalam negeri yaitu, HJE (harga jual eceran) untuk JBKP Pertalite dan JBT solar ditetapkan masing-masing sebesar 7.650 per liter dan Rp5.150 per liter,” tuturnya.

Adapun harga solar subsidi saat ini adalah Rp5.150 per liter. Sementara solar non subsidi jenis Dexlite harganya Rp12.950 per liter. Namun di dalam APBN 2022, pemerintah hanya menetapkan subsidi solar Rp500 per liter.