Olahraga

Soal Kebebasan Berbicara di F1, Max Verstappen Bela Hamilton

Soal Kebebasan Berbicara di F1, Max Verstappen Bela Hamilton
Pembalap Red Bull, Max Verstappen, bersama kolega Mercedesnya, Lewis Hamilton dan George Russell. (TWITTER/F1)

AKURAT.CO, Di lintasan, Max Verstappen jelas menganggap Lewis Hamilton sebagai rival paling “getir”. Namun, untuk soal menggunakan Formula One (F1) sebagai platform untuk menyatakan pendapat, Verstappen membela koleganya tersebut.

Kesepemahaman ini tampak ketika Verstappen mengambil sikap bersama Hamilton ketika Federasi Otomobil Internasional (FIA) melarang pembalap menggunakan balapan F1 untuk menyatakan pendapat pribadi, keagamaan, dan politik.

Menurut Max Verstappen, FIA harus menghormati perbedaan setiap orang. Seraya mengakui bahwa dia bukan orang yang “vokal”, Verstappen meminta otoritas juga harus memaklumi ada orang yang memilih untuk bicara tampil ke depan seperti Hamilton.

baca juga:

“Normalnya saya bukan orang yang blak-blakan. Pertama sekali, sulit bagi seorang pembalap untuk fokus secara penuh (terhadap isu yang dibicarakan) itu. Anda benar-benar harus melemparkan diri Anda ke dalam semua hal dan langsung mendapatkan fakta-fakta, tetapi saya pikir (bagi saya) itu tidak perlu,” kata Max Verstappen sebagaimana dipetik dari Crash.

“Anda memastikan bahwa orang tak diizinkan lagi bicara. Menurut saya orang harus diberikan izin (untuk berbicara). Seperti yang sudah saya katakan, beberapa orang akan sedikit lebih banyak bicara, beberapa sedikit. Menurut saya itu sedikit perlu.”

Regulasi FIA mengenai kebebasan berbicara ini agaknya memang diarahkan secara spesifik ke Hamilton. Sebab, adalah Hamilton yang memutuskan menggunakan perhelatan F1 untuk menyoroti ketidakadilan rasial sejalan dengan gelombang Black Lives Matter pada 2020.

Ketika itu, Hamilton melakukan aksi berlutut dan mengenakan kaus bertuliskan pesan kesetaraan menyusul kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd, oleh polisi di Minneapolis, Amerika Serikat, 25 Mei 2020.

Hamilton tak sendiri dalam gerakan ini. Juara dunia empat kali yang ketika itu membalap dengan bendera Ferrari, Sebastian Vettel, adalah orang yang turut bersikap secara terbuka sebagaimana Hamilton dalam gelombang Black Livers Matter.

Bos Max Verstappen di Red Bull, Christian Horner, sejalan dengan pembalapnya dalam isu ini. “Kami di Red Bull tentu saja tidak pernah menghalangi kebebasan berbicara para pembalap kami, atau kemampuan mereka menyampaikan pikiran mereka karena mereka punya suara,” kata Horner.[]