
AKURAT.CO, Rusia melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Suriah yang dituduh melakukan serangan gas beracun di Kota Aleppo yang dikontrol pemerintah.
Suriah dan Rusia menyatakan artileri yang mengandung gas beracun melukai sekitar 100 orang pada Sabtu (24/11) di Aleppo. Media pemerintah Suriah menunjukkan gambar warga Aleppo dirawat di rumah saat mereka mengalami kesulitan bernapas.
Pemberontak menyangkal tuduhan menggelar serangan gas beracun dan mengklaim tuduhan itu untuk alasan menyerang wilayah oposisi. Beberapa bagian Aleppo, serta daerah sekitarnya yakni Provinsi Hama dan Idlib dikontrol militan dan pemberontak yang didukung Turki.
baca juga:
Pada Minggu (25/11), Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia menyatakan, “Pesawat tempur meluncurkan serangan udara ke posisi-posisi artileri teroris yang telah diidentifikasi di wilayah yang membombardir warga sipil di kota Aleppo pada malam sebelumnya.”
“Semua target militan telah dihancurkan,” papar pernyataan Kemhan Rusia tanpa menjelaskan jumlah korban tewas dan terluka, dilansir BBC.
Sebelumnya, Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) menyatakan sebanyak 100 orang, termasuk wanita dan anak telah dirawat karena kesulitan bernapas setelah serangan di bagian barat Aleppo pada Sabtu (24/11).
Pemerintah Suriah dan Rusia menyatakan pemberontak menggunakan gas khlorin dalam serangan itu.
Kepala Sindikat Dokter Aleppo Zaher Batal menjelaskan, ini serangan gas pertama terhadap warga sipil di kota itu sejak konflik pecah pada 2011. Meski demikian, pejabat kelompok pejuang berpengaruh Nour al-Din al-Zinki, Abdel Salam Abdel Razak menyangkal laporan itu sebagai kebohongan murni.
Negara-negara Barat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh pasukan pemerintah menggunakan bahan kimia dan agen saraf dalam berbagai kesempatan sejak dimulainya perang sipil Suriah.
Tidak ada serangan besar di utara Suriah sejak September saat Rusia dan Turki menyepakati pembentukan zona penyangga untuk memisahkan pasukan pemerintah dari pejuang pemberontak di Provinsi Idlib.[]