
AKURAT.CO Hipertensi merupakan masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia.
Menurut Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Perhimpunan Hipertensi Indonesia / InaSH, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S mengatakan risiko hipertensi bertambaj seiring bertambannya usia.
"Dengan bertambahnya usia maka risiko hipertensi meningkat. Risiko hipertensi meningkat tajam pada usia 45 tahun. Pemeriksaan tekanan darah secara regular disarankan dimulai pada usia 18 tahun,
baca juga:
terutama yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular," ujar Eka dalam Virtual Conference Pers, pada Selasa (17/5/2022).
"Pasien diabetes berisiko mengalami hipertensi sehingga dengan demikian harus di lakukan pemeriksaan darah berkala untuk mendeteksi adanya hipertensi,” lanjutnya.
Selain pengukuran tekanan darah di fasilitas kesehatan, menurut eka, dapat juga dilakukan secara mandiri di rumah
atau di komunitas tertentu yang dikenal dengan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) atau disebut dengan Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (PTDR). Dengan melakukan pengukuran yang
benar dan akurat akan didapatkan hasil yang tepat.
PTDR sangat membantu untuk mendeteksi
hipertensi jas putih, yaitu peningkatan tekanan darah saat diukur di klinik atau RS namun saat dilakukan pengukuran di luar klinik didapatkan tekanan darah normal.
"PTDR juga dapat digunakan untuk memonitor hasil pengobatan. Selain itu dengan melakukan pengukuran mandiri membuat pasien menjadi lebih patuh dalam pengobatan,” jelasnya
Seperti diketahui, survei yang dilakukan oleh InaSH bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2018, menunjukan pada sampel 68.846
orang dengan rentang usia rata 45 hingga 16,3 tahun, ditemukan 27.331 orang atau 30,8 % adalah pengidap hipertensi.
Angka ini lebih rendah dari survei tahun 2017 yaitu 34,5 %, hal ini disebabkan pada survei tahun 2018 terdapat 18,6 partisipan berusia 18-29 tahun.
Dalam kelompok hipertensi ini hanya 13.018 (47,6 %) yang menyadari adanya hipertensi dan hanya 47,4 % yang mengkonsumsi obat anti hipertensi.
Survei juga menunjukan target pengobatan tidak tercapai pada 10.106 pasien (78,0 %).
Dengan kondisi di Indonesia seperti ini tidak heran bila insiden penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal masih tinggi
Namun banyak faktor risiko lain yang dapat dihindari agar tidak terjadi hipertensi dengan menanamkan pola hidup sehat sejak usia dini yang dilakukan dalam keluarga.