
AKURAT.CO, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bila Indonesia, China dan India akan menjadi bagian dari kebangkitan Asia di masa depan.
Sandi yakin berbagai tren seperti digitalisasi, lingkungan dan kesehatan global juga berpengaruh terhadap kebangkitan tersebut.
“Saya yakin dengan berbagai tren yang tak terbendung seperti digitalisasi, keberlanjutan lingkungan, dan arsitektur kesehatan global. Tapi tren lain yang tidak terbendung lagi adalah kebangkitan Asia,” ujar dia dalam Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Global Conference 2022 di Bali yang dipantau secara virtual, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
baca juga:
Melalui konferensi AVPN 2022, Sandiaga meyakini berbagai persoalan yang dihadapi dunia seperti perihal blended finance, sustainability (keberlanjutan), dan keuangan dapat dipecahkan.
Sandi mengatakan pemerintah perlu melakukan kolaborasi melalui skema kemitraan pemerintah-swasta (public-private partnership) serta pemangku kepentingan lain seperti akademisi, dunia usaha, komunitas dan media untuk menyelesaikan tantangan global.
“Saya percaya melalui kolaborasi, kita bisa menggunakan sebagian kesempatan yang telah diciptakan oleh jaringan filantropis untuk mengatasi dampak akibat pandemi COVID-19 dan bertransisi menuju pandemi ke endemi,” ucapnya.
Selama dua tahun terakhir di masa pandemi, lanjutnya, seluruh sektor mengalami kemunduran sehingga jutaan pekerja kehilangan pekerjaan. Salah satunya di Bali karena banyak hotel yang tidak beroperasi.
“Hotel yang sekarang kita tempat (The Westin Resort Nusa Dua, Bali), saat pandemi memiliki zero occupancy (hunian nol). Hari ini, kita sudah pulih dan kalian menjadi bagian dari sejarah atas kepulihan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia dengan 34 juta pekerja yang bergantung di sektor ini yang akan lebih berkualitas dan berkelanjutan” kata Sandiaga.
Kepulihan sektor pariwisata Indonesia dibuktikan dengan peningkatan peringkat Travel and Tourism Competitiveness Index (Indeks Daya Saing Pariwisata) tahun 2021 dari posisi 44 ke 32 besar.
“Ini karena kita fokus mengedepankan kualitas daripada kuantitas, sustainability, alam dan budaya, pariwisata berbasis komunitas, desa wisata, dan berkontribusi untuk mengurangi ketimpangan (ekonomi),” tukas Sandi.[]