Menpora Minta Timnas Abaikan Media Sosial Selama SEA Games
Sepakbola

Pemain tim nasional U-23 Indonesia melakukan pemanasan dengan berlari saat berlatih di lapangan Vietnam Footbal Federation (WFF), My Dinh, Hanoi, Vietnam, Sabtu (23/3/2019). Tim nasional U-23 Indonesia akan menghadapi tim nasional U-23 Vietnam pada pertandingan Grup K kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2020 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Minggu (24/3/2019). | ANTARA FOTO/R. Rekotomo
AKURAT.CO, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengimbau pemain Tim Nanasional Indonesia U-23 harus mengabaikan media sosial selama SEA Games Filipina 2019 berlangsung.
Saran itu disampaikan Amali karena komentar di jagad maya dinilai bisa menggaggu konsentrasi para atlet. Terlebih Timnas U-23 merupakan tim kelompok usia yang masih rentan dengan pengaruh media sosial.
Hal tersebut disampaikan Zainudin ketika hadir di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (8/11), untuk melihat langsung timnas putra dan putri disuntik vaksin polio. Vaksin itu diberikan demi mencegah tertularnya virus yang saat ini tengah menyasar Filipina bagian selatan itu.
baca juga:
“Anak-anak kita ini masih suka terpengaruh dengan itu. Kebiasaan kita kalau mereka bagus pujiannya luar biasa. Begitu mereka jelek akan dikritik habis-habisan juga. Itu punya pengaruh,” ujar Amali.
“Di usia-usia mereka ini jelas masih sangat berpengaruh. Jadi kami imbau agar mereka jangan lihat dulu sosial media selama berlangsungnya SEA Games nanti.”
Amali berpesan semua masalah yang bisa mengusik persiapan agar disingkirkan jauh-jauh. Ia mengusulkan jika ada permasalahan, atlet sebaiknya segera berkonsultasi ke staf pelatih.
“Apapun yang menjadi beban pikiran dan permasalahan tolongan sampaikan ke pelatih dan pasti akan diurus,” ujar Amali.
Saran untuk mengindari sosial media juga disampaikan oleh Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan. Ia menyebut komentar negatif akan sangat mengusik mental atlet.
“Kadang komentar di sosial media itu sangat mengganggu. Kalau mereka menang biasanya dipuji, tetapi jika kalah pasti komentarnya juga bisa berlebihan,” kata Iriawan.[]