
AKURAT.CO, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengutarakan pentingnya peran pemerintah dalam melindungi pengusaha baja nasional dari derasnya baja yang masuk ke Indonesia tanpa sertifikasi.
Menurutnya harus ada kebijakan yang bisa memberikan insentif dan juga bisa memberikan kesempatan pada perusahaan-perusahaan baja nasional untuk bersaing.
"Karena kalau kita dari segi skala dari segi teknologi kita tidak bisa bersaing, tentunya itu kita hanya akan menunggu waktu. Oleh karena itu saya mengajak semua melakukan satu inovasi dan juga revitalisasi sehingga kita tetap bisa memiliki teknologi terkini dan menghasilkan produk-produk yang memiiki daya saing," terang Sandi saat menghadiri Seminar Nasional Gapensi yang mengangkat tema 'Strategis Pembangunan Industri Nasional Untuk Kemandirian Industri Konstruksi Nasional", Kamis (30/1/2020).
baca juga:
Terkait dengan SNI Baja Ringan, ia mengungkapkan saat ini pola perdagangan sudah sangat terbuka. Namun pemerintah seharusnya tetap membantu dengan memastikan bahwa pengusaha-pengusaha nasional mendapatkan akses terhadap teknologi terkini dan standarisasi.
"Saya sangat mendukung selama SNI (baja ringan) ini menghadirkan suatu level playing field. Satu pola persaingan yang fair yang adil untuk seluruh pemain. Jadi jangan menguntungkan satu pengusaha tapi ini justru kesempatan kita juga untuk memastikan produk-produk untuk industri konstruksi itu terjaga kualitasnya," tutup Sandi
Sementara itu Sekjen Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), Nicolas Kesuma mengatakan, saat ini, ARFI sendiri masih terus berjuang melindungi produk baja ringan nasional dari serbuan baja impor.
Salah satu langkah yang kini tengah diperjuangkan adalah penetapan SNI untuk profil baja ringan. ARFI sendiri telah memenuhi langkah-langkah formal untuk mencapai tujuan tersebut.
Nico menyebut, saat ini langkah-langkah pendekatan kepada pemerintah juga terus dilakukan agar pemerintah lebih yakin lagi sehingga mempercepat terealisasikannya SNI baja ringan di Indonesia.
"Kami mencoba meyakinkan pemerintah, permintaan untuk percepatan agar SNI baja ringan segera terealisasi. Tujuan dasarnya melindungi seluruh konsumen, seluruh komponen konstruksi, baik pelaku konstruksi maupun end usernya sendiri yaitu pemilik rumah atau bangunan agar mendapat satu keamanan sehingga mereka tidak ragu lagi mengunakan baja ringan," terang Nico.
Pun demikian, Nico juga berharap para pelaku usaha konstruksi nasional tetap optimis menghadapi persaingan maupun berbagai kendala yang datang menghadang. Ia juga yakin jika pemerintah saat ini tengah berjuang mengembangkan industri dalam negeri dan harus didukung semua pihak.
Namun ia memandang, pelaku usaha juga perlu berinovasi dengan melakukan ekspansi sehingga memiliki daya saing yang tinggi.
"Kita harus optimis. Itu yang pertama. Yang kedua mungkin saya berikan pandangan sedikit bagaimana pelaku usaha yang di sekeliling ARFI sudah melakukan ekspansi baik dari hulu hingga hilir sudah melakukan ekspansi untuk dunia usaha baja ringan sendiri.
Salah satu contohnya yaitu PT Tatametal, yaitu pabrik bahan baja ringan yang baru berdiri. Jadi itu juga yang dilakukan anggota ARFI bersama para stakeholder di sekitarnya untuk meningkatkan optimisme di tahun 2020 menjadi tahun yang lebih baik lagi di dunia konstruksi," terang Nico.[]