
AKURAT.CO, Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan bahwa Indonesia mencatatkan kesuksesan dalam menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan pada 1955 dan 1999.
Rizal berharap penyelenggara pemilu belajar dari pengalaman di tahun tersebut untuk menyukseskan Pemilu 2024.
Pernyataan itu disampaikan Rizal Ramli untuk menanggapi perkiraan biaya Pemilu pada Februari 2024 dan Pilkada serentak November 2024 mencapai Rp110 triliun.
baca juga:
"Kedua benar-benar jujur dan adil, nyaris tanpa kecurangan dan biaya murah," kata Rizal dikutip dalam akun twitternya @RamliRizal, Minggu (8/5/2022).
Jika ingin memperbaiki Pemilu 2024 kita harus belajar 2X Pemilu Indonesia yg berhasil : 1955 dan 1999 (Zaman Habibie). Kedua benar2 jujur & adil, nyaris tanpa kecurangan. Dan biaya murah. Pemilu 1999 dipercepat dari 2002, hanya Rp1,3 Trilliun, bandingkan Rp110Trilliun utk 2024 https://t.co/VWi5DiSuTR
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) May 8, 2022
Rizal Ramli mengungkapkan, Pemilu 1999 yang seharusnya diselenggarakan pada 2002 hanya memakan anggaran Rp1,3 triliun.
"Bandingkan Rp110 trilliun untuk 2024," singgungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar biaya Pemilu 2024 dihitung ulang agar persiapannya dapat dilakukan secara bertahap. Yaitu, Pemilu pada 14 Februari 2024 dan Pilkada serentak November 2024 diperkirakan butuh anggaran sampai Rp110,4 triliun, untuk KPU Rp 76,6 triliun dan Bawaslu Rp33,8 triliun.
Dari total Rp 110,4 triliun, kata Jokowi, masing-masing dari KPU mengajukan Rp 76,6 triliun, sedang Bawaslu Rp 33,8 triliun. Anggaran tersebut akan dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Saya minta didetailkan lagi, dihitung lagi, dikalkulasi lagi dengan baik,” ujar dia di rapat terbatas yang disiarkan virtual melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Ahad sore, (10/4/2022).[]