Filosofi Makna Kata 'Allah' Menurut Almarhum KH Maimoen Zubair
Hikmah

KH. Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Maimoen | flickr.com
AKURAT.CO Kyai Haji Maimun Zubair, kadang ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair, atau akrab dipanggil Mbah Moen, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Ia Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat.
Dalam salah satu video pendek yang diunggah oleh akun Facebook 'Kanal Ulama' pada 02 November 2020, beliau menyampaikan tentang filosofi kata Allah. Menurut Mbah Moen, kata الله terdiri dari huruf 'alif', 'lam', 'lam' dan 'hu'. Tidak ada kata yang menyamai Allah, sehingga memang Allah itu tidak ada duanya.
Kata الله, bila dibuang huruf alifnya, maka akan menjadi لله (lillah) yang artinya milik atau untuk Allah. Ketika dibuangnya suatu huruf maknanya lebih dekat kepada Allah. Maka kata لله lebih dekat maknanya dibanding kata الله.
baca juga:
Begitu juga kata Almarhum, ketika kata لله dibuang huruf 'ل' nya maka akan menjadi له (lahu), yang artinya hanya untuk Allah. Semakin banyak yang dihapus dalam hal ini seseorang akan lebih dekat dengan Allah.
Begitu seterusnya ketika pada kata له huruf ل satunya juga dibuang maka hanya tersida huruf ه (Hu). Artinya semua kepemilikan Allah. Manusia pada dasarnya tidak ada. Oleh sebab demikian orang-orang alim suka berzikir hanya dengan huruf 'huu'.
Beliau menyampaikan, bahwa semakin huruf di awal-awal kata الله dibuang maka maknanya semakin lebih dekat (kepada Allah). Dan paling puncaknya jika hanya tersisa huruf ه (hu).
Itulah penjelasan oleh Maemoen Zubair tentang filosofi makna kata 'Allah'. Semoga bermanfaat bagi kita semua sehingga bisa menebalkan iman dan ihsan kita. Amiiin.[]