Merinding! Ini 6 Pesan Kiai Najib Abdul Qodir tentang Al-Qur’an
Hikmah

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Sewon, Kabupaten Bantul KHR Najib Abdul Qodir wafat, Senin (4/1/2021) | Facebook/HuffadhKrapyak
AKURAT.CO, Raden Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir merupakan seorang ulama atau pun kiai kharismatik dan sangat disegani yang berasal dari Krapyak, Yogyakarta.
Beliau merupakan seorang ahli dalam bidang Al-Qur’an. Bahkan tidak sedikit ulama-ulama atau ustadz-ustadz yang belajar atau setoran Al-Qur’an kepada beliau, tentu karena kualitas keilmuannya dalam bidang Al-Qur’an yang sangat diakui oleh para ulama.
Selain itu, beliau merupakan seorang pimpinan pondok pesantren di Krapyak, Yogyakarta, yang mana berfokus pada pendidikan Al-Qur’an dan juga sebagai Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Sehingga tidak sedikit para kiai dan para ulama yang menyebut beliau sebagai orang yang ahli dan cinta terhadap Al-Qur’an.
baca juga:
Belum lama ini, beliau wafat pada tanggal 01 Januari 2021, namun petuah-petuah atau pesan-pesan hikmahnya tentang Al-Qur’an masih dikenang sampai saat ini. Berikut ini adalah beberapa petuah-petuah dari Najib Abdul Qodir tentang Al-Qur’an yang patut dijadikan pedoman hidup, yakni:
Pertama, “Salah satu bentuk maksiat lisan yakni jika sudah diberi anugerah berupa Al-Qur’an tapi tidak digunakan untuk nderes”.
Kedua, “Jangan iri dengan dunia orang lain, jangan ada keinginan untuk menjadi bupati, wakil bupati atau caleg-caleg atau apa itu. Karena tidak ada kenikmatan paling agung selain Al-Qur’an. Tapi jangan beranggapan bahwa diri kita istimewa atau berbangga diri, jangan sampai”.
Ketiga, “Al-Qur’an adalah kalamullah yang dimuliakan oleh Allah sendiri. Sesuatu yang Allah muliakan itu tidak boleh disepelekan. Maka anak-anak kalau sudah pulang ke rumah, berumah tangga, bekerja, jangan sampai dilupakan (hafalan dan bacaan) Al-Qur’annya”.
Keempat, “Pacu terus dirimu untuk selalu nderes (Al-Qur’an). Gak usah diminta pun, Allah akan memberikan sebaik-baiknya pemberian yang diminta bagi orang-orang yang menyibukkan dirinya untuk selalu nderes (Al-Qur’an) sampai lupa untuk berdoa”.
Kelima, “Jangan putus asa, tetaplah nderes dan berusaha. Kalau bukan kamu yang jadi, ya anakmu kelak. Kalau bukan anakmu, ya cucumu. Kalau bukan cucumu, ya saudaramu atau kerabatmu. Minimal, ya tetanggamu”.