Bikin Haru! Kisah Dzul Badjidan, Sahabat Nabi yang Jenazahnya Dimakamkan Oleh Nabi
Kisah Islam

Ilustrasi Sahabat Nabi | ISTIMEWA
AKURAT.CO, Dahulu di masa ketika Nabi Muhammad sudah hijrah ke Madinah, ada seorang sahabat bernama Dzul Badjidan, yang hidup sebatang kara di daerah dekat Madinah. Ia merupakan yatim yang miskin, ayahnya wafat seketika ia masih kecil.
Karena itu kemudian ibunya memasrahkan Dzul Badjidan kepada pamannya agar ia dapat terpenuhi kesehariannya. Bersama pamannya ia hidup dengan kebiasaan menyembah berhala, masih dalam keadaan musyrik.
Namun suatu waktu Dzul Badjiadan berkata kepada pamannya itu. "Wahai paman, aku sudah rindu kita pergi ke Madinah menemui Rasulullah. Untuk kemudian masuk Islam bersama-sama. Namun raut mukamu menggambarkan tidak menginginkan itu. Maka izinkan aku untuk pergi ke Madinah dan mengikuti agama yang dibawa Muhammad." melas dia.
baca juga:
Namun pamannya itu tidak mengizinkan. Ia bahkan meminta agar Dzul Badjidan mengembalikan segala apa yang sudah diberikan kepadanya jika ia memang mau pindah ke agama Islam. "Kembalikan semua apa yang telah aku berikan, termasuk pakaianmu yang sedang kau pakai." tegasnya.
Mendengar itu Dzul Badjidan tidak kaget. Ia kekeuh dengan keinginannya untuk menemui Nabi Muhammad dan memeluk Islam. Setelah memberikan pakaiannya kepada pamannya, ia kemudian pergi ke ibunya yang amat menyayanginya. Maka kemudian ibunya memberikan kain yang ia sobek menjadi dua bagian, bagian pertama untuk sarung dan bagian kedua untuk atasan atau baju.
Seketika Dzul Badjidan menemui Rasulullah di Madinah. Ia langsung bersyahadat dan masuk Islam. Setelah itu kehidupannya dilalui dengan kebahagiaan, selalu bersama Rasulullah, menjalankan ajaran Islam yang penuh dengan kerahmatan.
Dalam suatu peperangan, Dzul Badjidan ikut dan ia kemudian terbunuh. Ia mati syahid dalam sebuah peperangan. Abu Bakar dan Umar langsung yang mengurus jenazahnya untuk dimakamkan.
Namun ketika akan dimakamkan, dan Rasulullah pun ikut memakaminya, Rasulullah turun sendiri ke liang lahat pemakamannya. Beliau langsung meyambut jemazahnya untuk kemudian dimakamkan. Rasulullah sangat mencintai Dzul Badjiad (sang pemakai dua kain kasar).
Ketika beliau memakamkan Dzul Badjiadan, Rasulullah mengatakan bahwa dirinya sangat ridho kepada Dzul Badjidan, maka beliau pun berdoa agar Allah pun meridhoinya. Sehingga ia masuk surga bersama orang-orang yang mati syahid lainnya.[]