Bencana Alam dan Refleksi Islam Atas Musibah yang Menimpa Manusia
Hikmah

Manajer kamp James Owuor, memegang foto yang menunjukkan bangunan sebelum terendam banjir akibat hujan lebat selama berbulan-bulan di danau Baringo, Kenya, Selasa (25/8/2020). | REUTERS/Baz Ratner
AKURAT.CO, Akhir-akhir ini bencana di Indonesia terus terjadi, dari mulai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air 182, bencana longsor di Sumedang dan Banjir di Kalimantan Selatan serta musibah-musibah yang lainnya.
Al-Qur’an menyinggung bencana dan musibah terjadi karena disebabkan oleh manusia sendiri. Allah berfirman:
baca juga:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum: 41).
Tentu dengan demikian agar kita bebas dari bencana dan musibah maka harus menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak alam. Umat manusia harus menolak berbuat yang merugikan alam.
Ketika terjadi musibah, manusia kepada manusia yang lain harus saling membantu dan mengasihi satu sama lain. Rasulullah oleh karena itu bersabda dengan mengatakan demikian: