Tafsir QS. An-Nisa’ Ayat 36: Saleh Ritual Harus Dibarengi Saleh Sosial
Tafsir Al-Qur'an

Ilustrasi membaca AL-Qur'an | Pixabay/hashem islami
AKURAT.CO, Sebagai manusia yang diciptakan ke muka bumi hanya untuk menghamba kepada Allah, manusia dituntut tidak hanya baik dalam hal ritual dengan Tuhannya akan tetapi juga baik dengan sesama manusia yang lain.
Kesalehan ritual yang dilakukan dengan fokus pada pemenuhan ritual-ritual ibadah baik mahdah atau ghairu mahdah tidaklah bernilai bila tidak diimbangi dengan pemenuhan perbuatan baik antarsessma.
Dalam QS. An-Nisa ayat 36 Allah SWT berfirman:
baca juga:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Sesungguhnnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”.
Al-Sya'rawi dalam kitab Tafsir Al-Sya'rawi menjelaskan bahwa kalimat "wa'budullaha" memberi maksud bahwa Allah menekankan manusia untuk mengembah-Nya secara total, yang itu merupakan salah satu bentuk kewajiban kesalehan ritual.
Sementara itu menurut Imam Sya'rawi kesalehan sosia dilakukan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat, sahabat, dan ibn sabil. Kesemuanya harus dijalankan dengan baik oleh semua orang Islam.
Seruan untuk berlaku baik kepada kerabat juga terdapat dalam QS. Al-Baqarah : 83, QS. Al-Baqarah : 177, QS. Al-Baqarah : 215, QS. Al-Nisa’ : 8, QS. Al-Nisa’ :135, QS. An-Nahl: 90, QS. Al-Isra’ : 26, QS. Asy-Syu’ara : 214, QS. Al-Rum :38.
Seruan Allah agar manusia memperhatikan kesalehan riatual sekaligus kesalehan sosial ini menjadi penting sebagai bentuk bahwa manusia tidak boleh berlaku sombong. Manusia harus saling mengenal satu dengan lain dan membantunya.
Oleh sebab demikian ayat ini diakhiri dengan kalimat "innallaha laa yuhibbu man kaana mukhtalan fakhurran"; sungguh Allah tidak menyukai mereka yang berperilaku sombong (congkak). Wallahu A'lam.[]