Larangan Mencela Makanan, Begini Menurut Nabi
Akhlak Islam

Aneka makanan berbahan dasar oncom | Instagram/omahsekoolresto
AKURAT.CO, Makanan adalah salah satu yang bisa membuat tenaga seseorang terus bertambah untuk melakukan ibadah. Sering kita temukan adanya orang yang mencela makanan ketika makanan dihidangkan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah sebagaimana disebut dalam Riyadh As-Salihin halaman 817 berkata:
والذي ينبغي للإنسان إذا قدم له الطعام أن يعرف قدر نعمة الله سبحانه وتعالى بتيسيره وأن يشكره على ذلك وألا يعيبه إن كان يشتهيه وطابت به نفسه فليأكله وإلا فلا يأكله ولا يتكلم فيه بقدح أو بعيب
baca juga:
Artinya: “Yang hendaknya dilakukan oleh seseorang jika dihidangkan makanan adalah menyadari besarnya nikmat Allah Ta’ala kepadanya dengan memudahkannya (mendapatkan makanan) dan juga bersyukur atasnya. Dan seseorang hendaknya tidak mencela makanan tersebut. Jika dirinya berselera dan senang (suka) terhadap makanan tersebut, hendaklah dimakan. Jika tidak, maka tidak perlu dimakan, dan tidak mengomentari makanan tersebut dengan komentar yang berisi celaan dan hinaan.”
Islam melarang umatnya mencela makanan, misalnya ketika tidak menyukai makanan tersebut. Rasulullah melalui salah satu hadisnya bersabda:
مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
Artinya: “Nabi Muhammad SAW tidak pernah mencela makanan sekali pun. Apabila beliau berselera (suka), beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka, beliau pun meninggalkannya (tidak memakannya).”
Semoga bermanfaat bagi kita semua.[]