Pesan Kemanusiaan dalam Webinar Tafsir Sufi

Webinar Tafsir Sufistik | AKURAT
AKURAT.CO, Tafsir Al-Qur’an adalah salah satu alternatif bagi umat Islam dalam memahami pesan-pesan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Melalui keindahan kandungan ayat-ayatnya, Al-Qur’an menyimpan mutiara-mutiara yang elok untuk dijadikan sebagai pedoman kehidupan umat manusia.
Webinar pada Senin (17/082020) mengangkat tema “Tafsir Sufistik; Memaknai Hubungan Antaragama di Dalam Al-Qur’an” Program tersebut diisi oleh pemateri-pemateri yang konsen dalam keilmuan tafsir, yaitu Moh. Subhi Ibrahim (Alumnus STF Driyarkara), Halim Miftahul Khoiri (Alumnus George Wasington University), dan Media Zainul Bahri (Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta).
Pada webinar yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini mendiskusikan soal-soal kemanusiaan yang ada dalam Al-Qur’an, khususnya dalam cara pandang Al-Qur’an. Sebagaiamana dikatakan Media Zainul Bahri, bahwa, dalam Al-Qur’an ada banyak ayat-ayat dialog, seperti qulu, yaquluna, ta’alaw, dan sebagainya. Dialog tersebut, menurut Zainul, terjadi antara Allah dengan Nabi, Allah dengan Malaikat, Allah dengan Iblis, manusia dengan manusia lain, dan sebagainya.
baca juga:
“Adanya kalimat-kalimat yang mengandung makna dialog dalam Al-Qur’an memberi isyarat kuat bahwa manusia harus mendahulukan dialog, bukan monolog. Ketika menghadapi problem di tengah masyarakat, manusia harus mengutamakan musyawarah, bukan kekerasan.” ucap Media dalam webinar tersebut.
Kemanusiaan menjadi hal penting yang perlu diutamakan dalam menghadapi problem di mata masyarakat, utamanya dalam persoalan keagamaan, sebab, menurut Moh. Subhi Ibrahim dalam webinar tersebut, pada dasarnya semua agama itu sama, sama-sama menuju kepada kebenaran. Sama-sama mementingkan aspek hubungan manusia dengan Tuhannya.
Menambahkan hal tersebut, Halim Khoiri menegaskan, “Dalam QS. Ali-Imran: 19 yang menyatakan bahwa agama di sisi Allah yang dalam ayat tersebut disebut dengan agama Islam bukan mengandung konotasi makna agama tertentu, sebab Islam pada ayat tersebut bermakna “keselamatan” yang universal di sisi Allah. Karena universal itu, makna Islam pada ayat tersebut bisa agama Islam, Yahudi, juga Nasrani.” tandas Halim.
Al-Qur’an sudah sejak lama memberikan gagasan tentang mementingkan kemanusiaan, bukan ekslusifitas beragama. Maka, menurut Media Zainul Bahri, yang merupakan pengajar di UIN Jakarta itu, sudah saatnya tokoh-tokoh agama di Indonesia berembug, berkumpul dan mendeklarasikan bahwa Pancasila sudah final. Tidak boleh ada lagi yang rebut-ribut soal khilafah.
Acara webinar tafsir tersebut rutin diadakan setiap hari Senin pada pukul. 09.00-hingga 10.30 WIB.[]