
AKURAT.CO, Jumlah produksi MinyaKita dipastikan akan ditambah. Penambahan dilakukan menyusul merek minyak goreng yang diluncurkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Juli 2022 untuk menekan tingginya harga minyak goreng itu lantaran mulai langka dan sulit didapatkan di pasaran.
"Mudah-mudahan bulan Februari nanti (tambah produksi)," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat ditemui di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Zulhas, demikian Zulkifli Hasan biasa disapa, mengatakan penambahan produksi MinyakKita diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama memasuki bulan Puasa hingga Lebaran 2023.
baca juga:
"Karena akan Puasa dan Lebaran. Mudah-mudahan membanjiri pasar, sehingga di pasar-pasar rakyat ini juga bisa normal lagi," ucpanya.
Zulhas memastikan suplai minyak goreng kemasan dan curah akan ditambah sebanyak 450 ribu ton per bulan. Penambahan produksi akan dilakukan selama tiga bulan mulai Februari hingga April 2023.
"Kami sudah rapat, saya undang hampir 30 pelaku usaha CPO. Ini kita nambah, kalau satu bulan jatah 300 ribu ton artinya setahun itu 3,6 juta ditambah 50 persen jadi 450 ribu ton per bulan atau 6 ribu kurang setahun jadi ditambah 50 persen," jelasnya.
Terkait MinyakKita, Zulhas menjelaskan penyebab mulai langka dan sulit didapatkan di pasaran. Salah satu penyebabnya lantaran digemari konsumen.
"Satu, MinyaKita sekarang menjadi tren. Semua orang mencari MinyaKita karena minyak yang dulu ada di pasar rakyat dalam bentuk curah, sekarang sudah dikemas, sudah bagus sama dengan minyak-minyak premium," katanya.
Selain karena Harga Eceran Tertinggi (HET) yang hanya Rp 14.000 per liter, Mendag Zulhas mengatakan MinyaKita juga bisa didapatkan di ritel modern. Tingginya permintaan membuat ketersediaan MinyaKita langka, sementara produksi MinyaKita dijatah hanya sebanyak 300 ribu ton per bulan.
"Kedua, kita mengubah B20 menjadi B35, B20 itu nyedot CPO 9 juta, begitu berubah dari B35 nambah 4 juta jadi 13 juta di sedot. Kami sudah rapat, saya undang hampir 30 pelaku usaha CPO ini kita tambah, kalau satu bulan jatah 300 ribu ton artinya setahun itu 3,6 juta di tambah 50 persen jadi 450 ribu ton per bulan atau 6 ribu kurang setahun jadi di tambah 50 persen," tukas Zulhas.[]