Tech

Produk Lokal Go Global, UMKM Go Digital Dengan Marketplace

Produk Lokal Go Global, UMKM Go Digital Dengan Marketplace
Pengunjung memilih busana yang dijual di area pameran Indonesia Fashion Week (IFW) 2023, di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (25/2/2023). Presiden Joko Widodo menginginkan masyarakat membelanjakan uangnya demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi setelah dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dengan menggunakan berbagai platform yang ada, termasuk marketplace maka akan lebih banyak kemungkinan produk terjual yang sangat berguna bagi para UMKM (Endra Prakoso)

AKURAT.CO, Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Produk Lokal Bisa Go Global" pada Senin (27/3/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Deny Yudiantoro Direktur GIS Bursa Efek Indonesia dan Dosen Studi Kelayakan Bisnis UIN Satu, Fajar Eri Dianto Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, serta Novi Kurnia dosen Universitas Gajah Mada (UGM).

Kecakapan digital sebagai sebuah kemampuan untuk mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta dompet digital dan loka pasar.

baca juga:

Kecakapan digital sangat diperlukan para pelaku usaha untuk bisa melakukan penetrasi terhadap penjualan dan omsetnya.

Direktur GIS Bursa Efek Indonesia dan Dosen Studi Kelayakan Bisnis UIN Satu, Deny Yudiantoro mengatakan, masih banyak pelaku usaha yang belum memiliki kecakapan digital, padahal saat berjualan pedagang harus menunjukkan produk kepada calon pembeli yang kini eksis di media digital.

Pentingnya kecakapan digital, juga terkait dengan bagaimana produk didistribusikan. Dengan menggunakan berbagai platform yang ada, termasuk marketplace maka akan lebih banyak kemungkinan produk terjual. 

"Kita gunakan semua media yang ada, marketplace, media sosial dan kita gunakan platform lainnya pastinya gunakan transaksi keuangan yang digital karena anak-anak milenial dan generasi Z semuanya menggunakan produk-produk itu," ungkap Direktur GIS Bursa Efek Indonesia dan Dosen Studi Kelayakan Bisnis UIN Satu, Deny Yudiantoro sebagai narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk komunitas di Kalimantan, Senin (27/3/2023).

Saat pemilik usaha dan bisnis ketinggalan akan hal tersebut maka akan sulit mengejar penetrasi market. Setidaknya terdapat tiga hal yang harus dimiliki pelaku usaha untuk bersaing di era digital, yakni mampu menggunakan dompet digital, mampu bertransaksi di loka pasar dan bagaimana bertransaksi dengan aman. 

Ia juga menekankan pemakaian marketplace, lantaran meski kini pembelian bisa melalui media sosial namun pelanggan akan lebih percaya. Sistem yang ada di marketplace biasanya sudah memungkinkan pembeli untuk bisa berkomunikasi dan tanpa transfer langsung ke penjual, menghindari penipuan digital. 

"UMKM juga perlu melakukan 3G yaitu, go modern, go digital dan go online," sambungnya lagi. 

Berbagai keunggulan dari digitalisasi yang dilakukan UMKM, maka dapat menjual barang kapan pun di toko online.

Melalui sistem di marketplace penjual juga bisa menjual kapan pun, pasarnya pun tak terbatas dan lebih luas namun dengan risiko kecil. Meski demikian, persaingan dari para penjual lain juga besar sehingga harus ada keunggulan yang ditawarkan seperti dalam hal packaging, layanan purna jual dalam hal menjawab pertanyaan pembeli serta respons yang cepat. 

Narasumber berikutnya, Ketua Umum Relawan TIK, Fajar Eri Dianto membahas tentang mengubah pola konsumtif menjadi produktif. Internet kini telah menjadi keseharian masyarakat, di mana menurut survei We Are Social dan HootSuite per Januari 2023 penggunanya telah mencapai 212,9 juta atau sekitar 70 persen lebih penduduk Indonesia. 

"Perkembangan pemanfaatan teknologi makin masif di Indonesia, tanpa disertai literasi digital yang mencukupi," sebut Fajar. 

Perubahan gaya hidup digital ditunjang kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan aktivitas berteknologi seperti dalam transaksi keuangan digital, membawa pola konsumtif. Sehingga diperlukan pengingat budaya luhur, bahwa kemudahan fasilitas yang diberikan melalui teknologi sebenarnya jebakan untuk menjadi konsumtif. 

Seperti misalnya fasilitas Pay Letter yang diberikan marketplace membuat lupa bahwa ada kebutuhan primer atau utama, sekunder dan tersier. Hingga yang menjadi masalah pendapatan bisa habis di tengah bulan karena pola hidup konsumtif untuk memenuhi keinginan-keinginan bahkan mengikuti tren yang ada. 

Lebih jauh agar terhindar dari pola konsumtif seseorang haruslah mengatur keuangan dari pendapatan dan pengeluaran rutinnya dengan memprioritaskan kebutuhan utama. Kemudian yang paling penting adalah menghindari berhutang, terutama untuk kebutuhan yang kurang penting lantaran ada fitur Pay Latter. 

Sementara justru daripada menjadi konsumtif, sebenarnya sebagai pengguna pun bisa produktif saat memakai berbagai platform yang ada. Dengan kreatifitas dan inovasi menjadi reviewer atau membuat konten bermanfaat untuk pengguna lainnya yang ujungnya bisa menambah passive income. 

Narasumber selanjutnya, Staf Pengajar Departemen Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Kurnia mengatakan, dalam kecakapan digital aspek keamanan bermedia digital juga tak bisa dikesampingkan. Penipuan digital yang kian marak dengan berbagai modus baru harus bisa diantisipasi pengguna. 

"Pengguna, UMKM, mahasiswa, pemerintah semuanya harus kerja bareng untuk mengatasi penipuan digital," kata Novi.

Sebagai pengguna tentu harus bisa mengenali jenis-jenis penipuan digital, dengan tahu cara iming-iming yang kerap dilakukan pelaku. Lalu pengguna harus bisa mencegahnya dengan cek fakta dan melihat konteks pesan serta tentunya saat sudah terjadi penipuan maka sebaiknya jangan panik dan coba laporkan platform bersangkutan.

Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.