Ekonomi

Potensi Pasar Tembus Rp3.000 Triliun, Tanaman Hias Bisa Pulihkan Ekonomi

Potensi Pasar Tembus Rp3.000 Triliun, Tanaman Hias Bisa Pulihkan Ekonomi
Calon pembeli melihat berbagai jenis tanaman hias yang dijual di Bumi Flora 80, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Minggu (28/6/2020). Menurut pedagang, omzet penjualan tanaman hias di tempat tersebut meningkat hingga 100 persen, dari sebelumnya Rp5 juta menjadi Rp10 juta per hari karena banyak warga mengisi waktunya dengan merawat tanaman hias di rumah selama pandemi COVID-19. (AKURAT.CO/Endra Prakoso)

AKURAT.CO  Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mendukung pasar tanaman hias di Kota Bogor, Jawa Barat.

Ia menyebutnya sebagai salah satu opsi pemulihan ekonomi masyarakat karena menggandeng sekitar 1.000 petani yang terdampak pandemi COVID-19.

Dukungan itu disampaikan Teten saat mengunjungi pasar tanaman hias yang berlokasi di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor tersebut. 

baca juga:

"Tanaman hias memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Pasalnya, global market value (potensi pasar) tanaman hias mencapai nilai Rp3.000 triliun, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh. Namun, Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia sebesar 0,01 persen," kata Menkop dalam rilis yang diterima ANTARA pada Rabu (20/10/2021).

Ia mengapresiasi Minaqu Indonesia sebagai pengelola pasar tanaman hias terbesar di Asia Tenggara itu karena telah mengangkat potensi ekonomi di Jawa Barat.

Pasar tanaman hias itu telah bermitra dengan empat koperasi. Bahkan beberapa waktu lalu, Minaqu juga meluncurkan program kemitraan Petani Tanaman Hias Mitra Binaan CV Minaqu Indonesia bersama Bank Jabar Banten (BJB).

"Kalau sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi," kata Teten.

Menurut Teten, koperasi yang berperan sebagai penampung atau aggregator juga dapat menjadi penjamin komoditas hasil hutan kelompok tani hutan atau offtaker pertama.

Koperasi kemudian juga bisa melakukan pengolahan hasil panen yang berhadapan dengan pembeli sehingga harga tidak dipermainkan pihak ketiga.