News

Polisi Italia Sita Narkoba 'Buatan ISIS', Nilainya Capai Triliunan!

Polisi Italia Sita Narkoba 'Buatan ISIS', Nilainya Capai Triliunan!
Polisi Italia menyita narkoba seberat 14 ton yang dikatakan sebagai buatan ISIS di Suriah (CNN)

AKURAT.CO, Polisi Italia menyita narkoba seberat 14 ton yang dikatakan sebagai buatan ISIS di Suriah. Petugas melacak tiga kontainer mencurigakan di pelabuhan Salerno di barat daya Italia dan menemukan 84 juta pil dengan nilai pasar EUR 1 miliar (Rp16,3 triliun) di dalam tabung kertas untuk keperluan industri.

Polisi mengatakan ini adalah pengangkutan narkoba terbesar di dunia baik dari segi nilai maupun kuantitas. Komandan Domenico Napolitano selaku kepala polisi keuangan untuk kota Naples, mengatakan bahwa obat-obatan itu tersembunyi dengan baik dan pemindai di pelabuhan tidak mendeteksi mereka.

"Kami tidak dapat melihat mereka tetapi kami tahu itu akan tiba karena penyelidikan yang sedang kami lakukan dengan Camorra (kelompok kejahatan terorganisir Italia). Kami menyadap panggilan telepon dan anggota, jadi kami tahu apa yang akan datang." katanya, dilansir dari laman CNN, Kamis (2/7).

baca juga:

Camorra membawa obat-obatan ke Italia dan memotong untuk membantu mendistribusikannya, tambah Napolitano.

"Diketahui bahwa ISIS/Daesh membiayai sebagian besar kegiatan terorisnya dengan perdagangan obat-obatan sintetis yang sebagian besar diproduksi di Suriah, yang telah menjadi produsen amphetamin dunia terkemuka dalam beberapa tahun terakhir," kata polisi.

"Menurut DEA (US Drug Enforcement Administration), ISIS memanfaatkan obat-obatan ini secara luas di semua wilayah di mana ia memberikan pengaruh dan mengendalikan penjualannya." tambah polisi dalam pernyataannya.

Penyelidikan dan penghancuran dilakukan berdasarkan sebuah keputusan dari jaksa penuntut umum Naples. Polisi percaya obat itu dimaksudkan untuk didistribusikan di Eropa oleh berbagai kelompok kejahatan terorganisir.

"Hipotesisnya adalah bahwa selama lockdown, karena keadaan darurat wabah global, produksi dan distribusi obat-obatan sintetis di Eropa secara praktis berhenti dan oleh karena itu banyak pedagang manusia dengan berbagai kelompok kejahatan terorganisir telah beralih ke Suriah, di mana tampaknya produksi tidak melambat," kata polisi.

Kepala polisi keuangan Naples Brigadir Jenderal Gabriele Failla mengatakan bahwa ia yakin sejumlah kelompok kriminal mungkin telah bersatu untuk membeli kiriman besar itu.

"Para penyelundup biasanya tidak mengirim begitu banyak obat sekaligus karena terlalu berisiko, dan tidak ada satu kelompok pun yang bisa menangani begitu banyak pil sekaligus." kata Failla.

"Ini adalah bukti luar biasa dari 'nexus' antara pendanaan teror dan kepentingan kejahatan terorganisir," tambahnya.

Pil-pil itu, yang disebut 'obat jihad', memiliki logo 'Captagon' agar bisa dibedakan.

Captagon awalnya adalah nama merek untuk produk obat yang mengandung fenethilin stimulan sintetis. Ini tidak lagi diproduksi atau digunakan, tetapi obat-obatan yang membawa nama Captagon secara teratur disita di Timur Tengah, menurut Pusat Pemantauan Eropa untuk Narkoba dan Ketergantungan Narkoba (EMCDDA).

"Obat itu adalah stimulan umum di Timur Tengah, dan juga digunakan di beberapa negara yang berbatasan dengan Uni Eropa," kata organisasi itu.

"Selain itu, beberapa laporan media baru-baru ini telah mengaitkan obat ini dengan pelaku tindakan teroris di Eropa atau kelompok-kelompok teroris yang berbasis di daerah konflik di Timur Tengah," tambah EMCDDA.

Pada 2015, CNN melaporkan seorang pejabat AS menyebut bahwa teroris menggunakan Captagon yang dapat menyebabkan gelombang energi dan kegembiraan yang tinggi.[]