
AKURAT.CO, Keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 terus menuai kecaman. Pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga (Plt Menpora) RI, Muhadjir Effendy meminta agar isu tersebut tak dikaitkan dengan agama.
Menurut Muhadjir, kedatangan Israel ke Indonesia murni hanya untuk urusan olahraga, yakni mengikuti Piala Dunia U-20 2023. Hal itu sama sekali memengaruhi hubungan politik Indonesia-Israel.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memang tidak memiliki hubungan politik dengan Israel. Sikap pemerintah Indonesia juga sejalan dengan Undang Undang Dasar 1945.
baca juga:
"Kita akan bicara ke FIFA prasyarat dan kondisi apa saja yang harus dijaga bersama agar tidak sampai apa yang terjadi nanti melampaui batas sikap konstitusional, sikap kebijakan luar negeri kita yang berbasis yang pada konstitusi UUD 1945," kata Muhadjir di Kemenpora RI.
"Jangan sampai ini dikaitkan dengan agama, ini tidak ada urusannya dengan agama. Bahkan termasuk kebijakan politik luar negeri kita tidak ada urusannya dengan agama. Urusannya dengan UUD kita."
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itupun menegaskan bahwa pemerintah akan tetap menjaga konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945.
“Urusannya dengan UUD kita, ‘bahwa semua penjajahan di atas dunia harus dihapuskan’. Dan kebetulan ada salah satu peserta yang terkategori itu menurut parameter Indonesia," terang Muhadjir.
"Parameter UUD kita, dan kita sudah punya sejarah itu, sejarah bagaimana menjaga betul. Kenapa? Karena ini prinsip dasar kelahiran bangsa Indonesia."
Lebih jauh, Muhadjir menyatakan bahwa semua regulasi mengenai Piala Dunia U-20 2023 sepenuhnya ada di tangan FIFA. Pemerintah Indonesia pun tidak bisa melakukan intevrensi
Namun, Muhadjir yakin bahwa FIFA akan bersedia untuk bekerja sama untuk menyelaraskan regulasi politik suatu negara, dalam hal ini pemerintah Indonesia dengan regulasi sepakbola dunia.
"Saya yakin FIFA pasti kooperatif karena kita juga sangat kooperatif dan pengalaman kita dengan FIFA juga cukup panjang. Kita punya harapan di situ saja. Saya yakin FIFA juga bisa memahami posisi dan orientasi politik luar negeri Indonesia. Sementara kita juga harus menghormati regulasi FIFA yang super ordinat itu," terang Muhadjir.
"Tetapi untuk Indonesia, kita harus betul-betul memberikan pemahaman terhadap masyarakat dan publik bahwa olahraga itu ya memang sifatnya harus netral dan tidak boleh ada diskriminasi, pengecualian apalagi berkaitan dengan sepakbola."[]