Ekonomi

Petani Diminta Diversifikasi Tanaman Ini untuk Hasilkan Potensi Pendapatan

Petani Diminta Diversifikasi Tanaman Ini untuk Hasilkan Potensi Pendapatan
Warga merawat tanaman jagung di kampung sehat ketahanan pangan kawasan Jatiuwung, Tangerang, Banten, Kamis (19/11/2020). (AKURAT.CO/Endra Prakoso)

AKURAT.CO Associate Director Climate Policy Initiative (CPI) Indonesia Tiza Mafira mengklaim diversifikasi minyak sawit dengan jagung akan menghasilkan potensi pendapatan hingga 825 persen lebih besar daripada penanaman tunggal.

Sementara itu, tanaman cokelat dapat menghasilkan potensi pendapatan hingga 495 persen lebih besar dibandingkan hanya bergantung pada satu tanaman.

Tak hanya itu, diversifikasi tanaman perkebunan dapat membantu Kabupaten Berau mencapai pembangunan berkelanjutan sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi daerah.

baca juga:

“Hal ini akan mendongkrak efektivitas penggunaan lahan dan mengurangi sensitivitas petani terhadap ketidakstabilan harga pasar. Di samping itu juga memberikan pendapatan tambahan bagi petani pada awal dan akhir dari siklus kehidupan kelapa sawit, atau ketika produksi turun dan bahkan gagal sama sekali,” ujar Tiza melalui keterangan resminya.

CPI juga merekomendasikan bahwa untuk memastikan arus kas positif, diversifikasi tanaman sebaiknya dimulai selama periode di mana petani menghasilkan pendapatan tunai yang tinggi dari petak kelapa sawitnya.

Hal ini karena masa-masa tersebut merupakan waktu yang tepat (bankable) untuk mengakses pinjaman keuangan untuk memodali usaha diversifikasi lahannya.

“Meski begitu, ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan konteks lahan milik petani,” terang Tiza.

Jika petani telah sepenuhnya menanami lahannya dengan kelapa sawit, mereka harus menunggu hingga produktivitasnya rendah atau bahkan tidak produktif lagi. Baru kemudian mereka bisa mendiversifikasi dengan tanaman lainnya.

"Hal ini karena perkebunan kelapa sawit sulit untuk ditumpangsarikan dengan tanaman lain," imbuhnya.