
AKURAT.CO Terdapat kurang lebih 62 ribu jemaah haji 1444 H/2023 M yang akan diberangkatkan. Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Maka hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Kemenag agar menyiapkan layanan jemaah haji yang ramah lansia.
Dilansir dari laman resmi Kemenag, untuk mempersiapkan penyelenggaraan haji yang lebih ramah lansia pada tahun 1444 H/2023 M, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag mengadakan mitigasi layanan jemaah haji lansia dengan mengundang Vita Priantina Dewi selaku peneliti dan juga Executive Secretary Centre for Ageing Studies (CAS) Universitas Indonesia.
Vita menjelaskan dalam paparannya bahwa buku Global Age-friendly Cities: A Guide (Kota Ramah Lansia Dunia: Sebuah Pedoman) yang diterbitkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pada tahun 2007, dapat menjadi acuan dalam menyiapkan layanan haji ramah lansia.
baca juga:
“Untuk merumuskan layanan ramah jemaah haji lansia, kami mengacu pada buku yang kami anggap masih sangat relevan untuk digunakan saat ini. Di dalamnya dibahas secara mendalam bagaimana seharusnya kita memperlakukan lansia dan membangun hubungan yang baik dengan mereka,” ungkap Vita dalam paparannya di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Dalam buku tersebut, konsep layanan yang ramah lansia dapat diandaikan sebagai kota yang ramah usia. “Kota yang ramah usia ini diartikan sebagai sebuah kota atau kawasan yang mengakomodir semua fasilitas dan layanan untuk dapat diakses dan melibatkan berbagai kebutuhan dan kapasitas lanjut usia,” terangnya.
Dalam paparannya, Vita juga menyampaikan usulan mengenai desain pelayanan jemaah haji yang ramah lansia berdasarkan 6 (enam) dimensi dengan mengacu pada Aging in Place Technology Watch Tahun 2010. Enam dimensi tersebut meliputi:
- Hotel/asrama haji, yaitu penginapan yang dapat mengakomodir aktivitas lansia dengan menyediakan ruang terbuka, jalan yang memadai, serta akses evakuasi yang mudah.
- Komunikasi dan informasi, yaitu membangun komunikasi yang efektif dengan lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi penglihatan
- Keamanan dan Keselamatan, yaitu menyediakan keamanan umum dan pelayanan gawat darurat bagi lansia sehingga resiko terjadinya kecelakaan berskala kecil.
- Kesehatan dan kesejahteraan, yaitu mendampingi jemaah haji lansia dalam semua aspek seperti kesehatan, mental, dan juga spiritual dengan menyediakan makanan yang baik, menghadirkan perawat, ahli gizi, dokter spesialis geriatri, dokter gigi, psikolog, dan visitasi oleh ketua kloter dan petugas.
- Fasilitas dan program pelibatan jemaah haji, yaitu dengan membangun kedekatan dan menghadirkan program yang melibatkan jemaah haji lansia secara langsungTransportasi, yaitu dengan menyediakan aksesibilitas yang ramah lansia pada sarana transportasi beserta fasilitas didalamnya.
- Transportasi, yaitu dengan menyediakan aksesibilitas yang ramah lansia pada sarana transportasi beserta fasilitas didalamnya.[]