
Jakarta, Masih lemahnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan membuat Menko Perekonomian Darmin Nasution berencana mengubah skema penyaluran.
"Persoalan kami dengan KUR ya untuk ke sektor produksi tuh sedikit sekali. Dari hampir Rp90 triliun yang telah disalurkan hingga akhir tahun ini, mungkin cuma 20 persen yang ke sektor produktif," tuturnya, Selasa (27/12).
Ia mengambil contoh terhambatnya sektor pertanian yang masih terhambat dikarenakan masih banyaknya petani di Indonesia yang belum memiliki lahan. Sementara, bank cenderung enggan untuk menyalurkan KUR ke petani yang tidak memiliki lahan karena tidak ada kepastian keberlanjutan usaha.
baca juga:
"Nah, kami harus pikirkan itu. Bagaimana caranya supaya yang tidak punya lahan juga bisa dapat kredit," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Asmawi Syam. Ia menyarankan pemerintah untuk membuat pola peminjaman yang dilakukan pada awal musim tanam yang baru bisa dilunasi pada waktu musim panen.
"Sektor pangan, pertanian, peternakan kan ada musim. Berbeda dengan perdagangan yang selalu ada," imbuh Asmawi saat ditemui beberapa waktu lalu.
Kemudian, peminat KUR dari sektor produktif juga menurut Asmawi tidak sebesar sektor ritel. Namun, pemerintah berkomitmen untuk mengkaji penyebabnya.
"Petani ini tidak banyak yang mengajukan KUR. Kan kami tidak bisa memaksa mereka harus mengambil, kan mereka yang meminta," ungkapnya.[]