Mimi Silvia, M.Si

Media and Communication Expert
News

Pelan-Pelan Content Creator Gantikan PR

Pelan-Pelan Content Creator Gantikan PR
Pekerjaan content creator ()

AKURAT.CO Gaya hidup dan budaya masyarakat setelah pandemi Covid-19 bergeser ke arah digital dan menciptakan lapangan kerja baru yaitu content creator atau dikenal juga dengan influencer. Perkembangan industri digital mendorong munculnya profesi content creator yang sudah menjadi industri dengan nilai lebih dari USD2 miliar.  Influencer yang menjadi profesi baru yang diidam-idamkan anak kecil, hal ini pernah membuat shock beberapa Menteri Jokowi saat berkunjung ke daerah-daerah. Anak-anak jaman dahulu ingin menjadi dokter dan astronot, namun anak-anak masa kini malah bercita-cita menjadi YouTuber seperti Fadil Jaidi dan Keanu.

Cita-cita ini tentunya didukung oleh akses internet yang sudah cukup mudah di daerah-daerah. Dibandingkan mementingkan kebutuhan pokok, masyarakat Indonesia termasuk anak-anak lebih memilih membeli paket internet. Wajar saja penggunaan internet di Indonesia meningkat pesat yang tadinya pada 2018 hanya sebesar 171,2 juta pengguna, pada 2021-2022 pengguna internet menjadi 210,03 juta dengan pengguna yang aktif di media sosial sebesar 191,4 juta. Bahkan berdasarkan data Internet World Stats 2020, Indonesia menjadi pengguna internet terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Tentu saja, generasi z menjadi pengguna terbesar dalam menggunakan internet dan juga menjadi peminat terbesar dalam mengikuti konten dari influencer. Sebut saja beberapa nama seperti Rachel Vennya, Awkarin, Ria Ricis, Fuji, dan masih banyak lagi macro-influencer yang berasal dari generasi z dengan gaya khasnya blak-blakan dalam mempromosikan sebuah barang atau bercerita terkait kehidupannya sehari-hari. Keberhasilan mereka menjadi influencer menginspirasi generasi z lainnya untuk menjadi meniti karier influencer dimulai dari menjadi nano-influencer. Tidak jarang ditemukan komunitas-komunitas kecil seperti beauty influencer atau komunitas ibu rumah tangga yang melatih member-nya untuk meng-create dirinya untuk menjadi influencer.

baca juga:

Pertanyaannya apakah semudah itu menjadi influencer? Apakah cukup dengan bermodalkan ponsel dan internet, serta didukung kepercayaan diri di depan kamera? Tampaknya mudah tetapi sebetulnya influencer tanpa disadari adalah pekerjaan humas. Barangkali Fadil Jaidi dan Keanu terlihat hanya bercanda di teman kamera, Rachel Vennya dan Fuji tampaknya mungkin hanya bermodalkan pose cantik di media sosialnya saja. Namun, tanpa disadari sejatinya mereka menjalankan strategi-strategi humas. Namun mereka juga tetap memilik integritas dengan memberikan pandangan objektif terhadap produk yang mereka promosikan. Hal inilah yang mejadi magnet bagi para fans-nya.

Peran Kehumasan Content Creator

Apa saja tugas humas yang dilakukan? Penelitian terbaru di luar negeri menemukan bahwa aktivitas content creator merupakan pengalihdayaan fungsi humas tradisional. Content creator menggunakan internet dalam mengkonstruksi pesan agar disukai oleh pengikut sebagai khalayaknya. Pesan yang diproduksi tidak hanya berupa video dan narasi dalam media sosial tetapi juga berupa interaksi melalui kolom komentar dengan khalayak. Agar pesan yang dimaksud sesuai dengan maksud dan tujuan content creator, mereka menggunakan komodifikasi melalui kedekatan, mereka mempromosikan produk dengan mendorong kedekatan pribadi dengan khalayak yang dituju. Dalam memproduksi pesan, content creator cenderung menggunakan teknik, seperti menggunakan bahasa yang menarik, menyajikan kehidupan mereka di belakang layar, menekankan aspek manusiawi untuk meyakin followers mereka, dan terkadang mengajak pertemuan tatap muka. Keintiman dengan pengikut ini menjadi branding bagi content creator. Strategi dan taktik ini khas pekerjaan humas yang saya geluti sekitar 11 tahun terakhir.

Patut digarisbawahi, content creator berbeda dibandingkan selebriti konvensional. Wajar saja, beberapa bulan lalu saya mengobrol dengan salah satu selebriti papan atas Indonesia mengaku kelelahan membangun branding di media sosial sehingga akhirnya pasrah membeli like dan followers. Selebriti yang notabene pesinetron jaman dulu ini terbiasa dengan menjaga jarak dengan publik dan sangat menjaga privasi. Sementara, profesi content creator harus dekat dengan khalayaknya. Keterikatan antara content creator dengan publik merupakan kunci utama keberhasilan seorang content creator agar menjadi teman bagi followersnya dan pada akhirnya menggaet lebih banyak followers.