
AKURAT.CO Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang guru ngaji di Bandung ternyata menyimpan berbagai fakta baru. Setelah diselidiki oleh pihak berwajib dan pelaku dimintai keterangan, sejumlah fakta lainnya pun terungkap. Bahkan, bayi dari salah satu korban sempat dijadikan sebagai pembukaan donasi.
Dilansir dari berbagai sumber, AKURAT.CO mengumpulkan sejumlah fakta penting terkait kasus pemerkosaan santriwati oleh guru ngaji di Bandung.
1. Rayu dengan bisikan
Dalam berkas dakwaannya, pelaku aksi bejat HW kerap melakukan pemerkosaan di kamar pribadinya. Caranya adalah dengan memanggil korban untuk meminta dipijat atau hanya berbincang. Bagi yang tidak mau melayani nafsu bejatnya, HW akan tetap memerkosa korban meski telah menangis ketakutan. Namun sebelumnya, HW akan membisikkan sesuatu kepada korbannya hingga akhirnya tidak lagi menolak.
baca juga:
2. Anak dijadikan sebagai ‘alat’ donasi
Akibat aksi menjijikkan yang dilakukannya, HW telah membuat 7 anak usia 16-17 tahun melahirkan. Namun, ketika tahu bahwa korban hamil, HW tidak meminta aborsi. Lebih bejatnya lagi, HW sengaja membuat bayi tersebut lahir dan diakui sebagai anak yatim piatu. Dengan alasan anak yatim piatu tersebut, HW menggunakannya untuk mencari donasi ke berbagai pihak.
3. Adanya kasus korupsi
Tidak hanya memerkosa para korban dan bahkan menggunakan bayi sebagai alat untuk mencari duit, HW juga diduga melakukan tindak korupsi. Hal ini diketahui dari adanya keterangan dari ponpes terkait hilangnya dana BOS dan Program Indonesiia Pintar. Ternyata, HW mengambil dana PIP dan BOS tersebut untuk kepentingan pribadinya. Bahkan, para korban dipekerjakan untuk membangun gedung pesantren di Cibiru.
4. Diberikan tempat khusus
Demi menghilangkan jejaknya dan membuat orang lain tidak curiga, HW memutuskan untuk memberikan tempat khusus bagi korban yang hamil setelah diperkosanya. Para korban tersebut ditempatkan di suatu tempat khusus hingga kondisinya kembali pulih. HW membuatkan satu rumah khusus yang disebut basecamp. Bahkan, sejumlah bayi yang lahir juga ditempatkan di sana.
5. Diberi janji sekolah gratis
Ternyata, aksi bejat tersebut telah direncanakan. Pelaku sengaja melakukan aksi bejat tersebut agar para korbannya hamil dan melahirkan. Sedangkan bayi-bayi yang dilahirkan akan ditempatkan di sebuah panti asuhan yang didirikannya. Sedangkan panti asuhan tersebut yang digunakan sebagai alat untuk mencari bantuan keuangan. Maka dari itu, pelaku mencari santriwati pesantren dari lingkungan yang masih lugu di pedalaman. Para korban diming-imingi sekolah gratis dan didoktrin.
6. Sogok orangtua pelaku
Kasus ini mencuat dan diketahui para orangtua korban ketika para santriwati tersebut akhirnya pulang ke rumah ketika hari raya Idul Fitri. Sejumlah orangtua akhirnya mengetahui kondisi yang dialami anaknya. Bahkan, keluarga korban sempat dianggap sebagai penyebar fitnah. Sedangkan HW juga sempat memaksa orangtua salah satu korban untuk berdamai. Bahkan, HW dianggap akan memberikan sejumlah uang. Namun, akhirnya sejumlah keluarga korban memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.
7. Dedi Mulyadi siap jadi orang tua angkat
Salah satu pejabat di Jawa Barat, Dedi Mulyadi sempat mengunjungi santriwati yang menjadi korban tindakan biadab dari HW. Dalam kunjungan tersebut, ia menyebutkan bahwa korban mengalami trauma berat. Ia juga menyatakan bahwa siap untuk menjadi orangtua angkat dan membiayai semua kebutuhan sekolah mereka. Bahkan, ada beberapa korban yang sengaja ikut ke Purwakarta untuk langsung bersekolah.
Kasus pemerkosaan ini telah mulai diproses dan diselidiki oleh pihak berwajib pada pertengahan tahun ini. Untuk melindungi identitas korban, maka pihak kepolisian menutupnya hingga akhirnya baru mencuat beberapa waktu lalu. Sedangkan hingga kini, korban diklaim telah mencapai 29 orang dengan 12 di antaranya adalah anak di bawah umur.[]