News

Pejabat Pertahanan AS: Rusia Tarik 2/3 Pasukannya di Dekat Kyiv, tapi Perang Masih Lanjut

Pejabat Pertahanan AS: Rusia Tarik 2/3 Pasukannya di Dekat Kyiv, tapi Perang Masih Lanjut
Dalam foto ini, seorang tentara Ukraina terluka di Kyiv, Jumat, 25 Februari 2022. (EMILIO MORENATTI/PERS ASOSIASI)

AKURAT.CO Rusia telah menarik sekitar dua pertiga pasukannya dari sekitar ibu kota Kyiv, Ukraina. Seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS) mengungkap hal itu pada Senin (4/4).

Ia menyebut bahwa banyak pasukan Rusia yang kini berkonsolidasi di Belarus. Lanjut pejabat itu, tentara yang di Belarus diprediksi akan dipasang kembali, dan ditempatkan lagi ke tempat-tempat lain di Ukraina.

Selama akhir pekan, Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali semua daerah di sekitar Kyiv. Untuk pertama kalinya, mereka juga mengeklaim kendali penuh atas wilayah ibu kota sejak Rusia melancarkan invasinya.

baca juga:

Pejabat AS tersebut menyampaikan bahwa sebelum Rusia mundur, Washington sempat memperkirakan penurunan pasukan. Dikatakan bahwa saat itu, AS memprediksi Kremlin hanya mengerahkan kurang dari 20 kelompok taktis batalyon yang berfokus di Kyiv. Jumlah itu kurang dari seperenam dari kelompok taktis batalion yang diluncurkan Moskow untuk invasi.

"Kami masih menilai bahwa sebagian besar dari lebih dari 125 batalyon kelompok taktis yang diinvestasikan Rusia dalam invasi, masih berada di Ukraina. 

"Apa yang terus kami yakini adalah bahwa mereka akan ditata ulang, dipasok kembali, bahkan mungkin diperkuat dengan tenaga tambahan dan kemudian dikirim kembali ke Ukraina untuk melanjutkan pertempuran di tempat-tempat lain," kata pejabat itu yang berbicara dengan syarat anonim.

Pejabat itu memperkirakan bahwa pasukan Rusia yang telah ditarik dari sekitar Kyiv kemungkinan akan diarahkan ke Ukraina timur, tetapi itu masih belum dikonfirmasi.

Saat pasukan Rusia berkumpul kembali untuk pertempuran di Ukraina timur, kota-kota di sekitar Kyiv menanggung bekas pertempuran selama lima minggu.

Penemuan kuburan massal hingga mayat-mayat yang diikat dengan luka tembakan jarak dekat, mewarnai jalan-jalan di Bucha, sebuah kota kecil di luaran Kyiv. Wali kota Bucha juga telah mengatakan 300 penduduk dibunuh oleh pasukan Rusia sementara pejuang Chechnya menguasai daerah itu.

Menurut Reuters, apa yang terungkap di Bucha tampaknya akan menggembleng AS dan Eropa ke dalam sanksi tambahan terhadap Moskow.

Kremlin berulang kali membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil di kota itu. Moskow juga telah mengeklaim bahwa serangan di Bucha 'hanya settingan' alias dibuat-buat oleh Ukraina dan pelindung mereka, Barat.

Terkait itu, sumber pejabat AS mengatakan bahwa militernya tidak dalam posisi untuk secara independen mengonfirmasi laporan Ukraina, yang menggambarkan kekejaman Rusia terhadap warga sipil Bucha. Meski begitu, kata pejabat itu, AS juga tidak memiliki alasan untuk membantah laporan tersebut.

"Kami melihat gambaran yang sama seperti Anda. Kami tidak punya alasan apa pun untuk membantah klaim Ukraina tentang kekejaman ini, yang jelas, sangat, sangat meresahkan," tambah pejabat itu.

Lebih lanjut, pejabat tersebut juga tidak menentang klaim Rusia selama akhir pekan, bahwa mereka melakukan serangan udara di depot minyak di Odessa. Namun, alasan serangan itu tidak sepenuhnya jelas, kata pejabat itu, saat spekulasi terus berlanjut tentang kemungkinan serangan amfibi di Odessa.

"Bisa jadi mereka hanya melakukan itu (serangan) untuk mencoba menjatuhkan pasukan Ukraina di sana, membuat mereka berpikir bahwa ada sesuatu yang besar akan datang di Odessa dan agar mereka tetap tinggal dan mencoba melindungi kota itu," kata pejabat tersebut.[]