Aksi Protes PB PTMSI Warnai Kongres KOI
Kongres Komite Olimpiade Indonesia 2019

Suasana di luar ruangan Kongres Komite Olimpiade Indonesia 2019 di Ballroom 2, The Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu (9/10). | AKURAT.CO/Ulfa Gusti
AKURAT.CO, Kongres pemilihan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) diwarnai protes jelang pembacaan tata tertib. Protes ini disampaikan oleh Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI).
Ditengah jalannya acara yang digelar di Ballroom 2, The Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu (9/10) salah satu perwakilan PB PTMSI, Mansur Maskoro yang datang bersama rombongan memaksa panitia KOI untuk memberikan akses masuk ke dalam ruangan. Tapi, hal tersebut tak bisa dilakukan karena pihak panitia mengatakan bahwa akses masuk harus menggunakan id card.
Hal tersebut kemudian menyulut emosi pihak PB PTMSI yang merasa bahwa mereka juga bagian anggota dari KOI. Situasi kemudian makin memanas karena mereka merasa bahwa KOI lebih memihak pada Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) dibawah kepengurusan Oergoseno dengan mengizikan perwakilan PP PTMSI berada di dalam ruangan.
baca juga:
Pihak PB PTMSI pun sempat mendesak agar Ketua Umum KOI yang masih menjabat, Erick Tohir untuk keluar dan menemui mereka. Ditengah situasi yang makin panas mereka juga menunjukan surat yang sebelumnya diklaim sebagai undangan untuk datang ke acara ini.
Situasi panas ini berlangsung kurang lebih sepuluh menit hingga membuat sebagian anggota dan undangan yang berada di luar ruangan berkerumun. Beruntung, situasi bisa mereda dan keributan bisa dilerai.
Menanggapi keributan di luar ruangan, Erick Tohir yang ditemui di sela jeda acara mengatakan bahwa dalam pelaksanaan agenda, kursi yang diperuntukan untuk PTMSI memang terlihat kosong. Tal ada satupun perwakilan yang mengisi tempat tersebut. "(PTMSI) di luar semua, tempat duduknya kosong kan," teriak Erick.
"Jadi gini, kalo ada tiga perpecahan di dalam satu cabang olahraga itu salah siapa? aslah internalnya kan. Berati KOI kemudian mengambil kebijakan bahwa selama masih ada perpecahan, tidak ada yang bisa masuk, adil kan," jelasnya memberikan tanggapan.
Sebelumnya diketahui bahwa kepengurusan PTMSI memang terjebak dalam dualisme. Dimana pihak KONI mengakui adanya PB PTMSI, sementara pihak KOI juga mengakui adanya PP PTMSI.
Tak hanya itu, kepemimpinan PB PTMSI pun bercabang menjadi dua nama ketua dimana satu pihak ada di bawah asuhan Lukman Edy sementara pihak lainnya di klaim ada di bawah kepemimpinan Peter Layardi Lay.[]