Caster Semenya Ajukan Banding Terakhir demi Olimpiade Tokyo
Caster Semenya

Caster Semenya usai melakukan lari 2.000 meter perdananya dalam salah satu perhelatan di Montreuil, Prancis, 11 Juni lalu. | REUTERS/Philippe Wojazer
AKURAT.CO, Juara bertahan lari 800 meter olimpiade asal Afrika Selatan, Caster Semenya, akan mencoba jalan terakhir untuk mengajukan banding atas regulasi pengurangan kadar testoteron. Banding ini merupakan yang ketiga dilakukan Semenya agar bisa turun di Olimpiade Tokyo 2020.
Sebagaimana dikabarkan The Guardian, atlet berusia 30 tahun tersebut akan mengajukan banding ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Sebelumnya, dua kali banding Semenya berakhir dengan penolakan.
"Saya berharap Pengadilan Eropa akan mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia yang panjang oleh Federasi Atletik Dunia (World Athletics) terhadap atlet putri," kata Semenya.
"Kami semua meminta untuk diizinkan berlari dengan bebas, sekali dan selamanya, sebagaimana kami adalah wanita yang kuat dan tanpa rasa takut dan akan senantiasa demikian."
Semenya menjadi subyek perubahan regulasi setelah ia terlalu dominan di sejumlah kejuaraan utama seperti olimpiade dan kejuaraan dunia. World Athletics menganggap Semenya memiliki kelebihan kadar testoteron yang menyerupai atlet putra sehingga ia tak terkalahkan.
Kelebihan tersebut dikenal dengan istilah kelainan perkembangan seksual (DSD). Semenya, atau atlet lain yang memiliki DSD diwajibkan melakukan praktik medis dengan mengurangi setidaknya 5 nmol/L untuk bisa berpartisipasi dalam pertandingan lari 400 meter sampai satu mil.
World Athletics berargumen bahwa atlet putri normalnya memiliki kadar testoteron 0,12-1,79 nmol/L. Adapun atlet putra memiliki testoteron dengan kadar 7,7-29,4 nmol/L.
Pada 2019, Pengadilan Arbitrase Internasional (CAS) membenarkan aturan yang diterapkan World Athletics yang ketika itu masih dikenal dengan nama IAAF. Pada November lalu, Pengadilan Federal Swiss menolak banding Semenya untuk kasus ini.
Semenya sendiri pada Maret tahun lalu telah menyatakan tetap ingin berpartisipasi di Olimpiade Tokyo. Dengan regulasi soal testoteron ini, Semenya hanya bisa turun di nomor di bawah 400 meter di mana saat ini ia belum mencapai kecepatan yang cukup untuk lolos kualifikasi.
Untuk 200 meter misalnya, Semenya saat ini berada di ranking 165 dunia. Untuk bisa tampil di Tokyo, Semenya minimal bisa berlari dengan kecepatan 22,80 detik sementara catatan terbaiknya saat ini jauh dari itu, yakni 23,49 detik.[]