Melihat Kembali Rivalitas Tzu Ying-Marin di Bangkok
Thailand Terbuka 2021

Pebulutangkis asal Spanyol, Carolina Marin, ketika mengekspresikan kegembiraannya mengalahkan Tai Tzu Ying di final Thailand Terbuka 2021 di Bangkok, Thailand, Minggu (17/1). | BADMINTON PHOTO/Erika Sawauchi
AKURAT.CO, Dengan absennya wakil China dan Jepang, tiga turnamen di Bangkok, Thailand, pada Januari lalu, praktis pertarungan di nomor tunggal putri hanyalah kisah tentang pebulutangkis ranking satu dunia dan mantan pebulutangkis ranking satu dunia. Mereka adalah Tai Tzu Ying dan Carolina Marin.
Dalam tiga pekan, Tzu Ying dan Marin bertemu di partai puncak sebanyak tiga kali. Dua kali di Yonex Thailand Terbuka dan Toyota Thailand Terbuka di mana Marin selalu menang dan Tzu Ying membalas dengan mengalahkan Marin di final BWF World Tour.
Tzu Ying mengatakan keberhasilannya menghentikan ambisi Marin untuk mengalahkannya dalam tiga turnamen beruntun tak terlepas dari keberhasilannya untuk mengatasi kelemahannya. Dalam dua turnamen sebelumnya, atlet asal Chinese Taipei itu menyebut ia punya masalah dengan fokus.
baca juga:
“Marin terus memberi banyak tekanan, dan dia cepat. Jika saya kehilangan sedikit fokus (maka) selisih (angka) menjadi semakin besar dan sangat sulit untuk dikejar. Saya harus memperhatikan itu karena setiap angka berarti melawan dia,” kata Tzu Ying sebagaimana dipetik dari laman BWF, Jumat (12/2).
“Masalah biasa saya adalah saya kehilangan fokus dan itu itu (penyebab) ketika saya banyak melakukan kesalahan. Saya semakin baik di aspek ini.”
Di dua turnamen pertama, Marin menang dengan relatif mudah melalui pertarungan dua set. Di turnamen Yonex, juara Olimpiade Rio De Janeiro tersebut menang 21-9 dan 21-16 dalam waktu 42 menit dan di turnamen Toyota Marin menang 21-19 dam 21-17 dalam waktu 48 menit.
Di pertemuan pamungkas pada final BWF World Tour, Marin sepertinya bakal menyapu tiga gelar sekaligus di Bangkok dengan memenangi set pertama dengan skor 21-14. Namun, setelah itu Tzu Ying bangkit merebut dua set terakhir dengan skor 21-8 dan 21-19 serta membungkus pertandingan dengan durasi satu jam tujuh menit.
“Dia bisa ‘menangkap’ saya melalui backhand saya,” kata Marin.
“Saya tahu itu, saya sudah siap untuk beberapa pukulan tetapi tidak untuk yang lain karena saya juga berusaha membuatnya sibuk. Dia melakukan itu sepanjang waktu. Dia menempatkan tekanan pada backhand saya ketimbang di pertandingan-pertandingan sebelumnya.”
Kedua pebulutangkis berkemungkinan bakal bertemu di All England yang akan digelar di Birmingham, 17-21 Maret nanti. Namun, kemungkinan persaingan akan semakin terbuka jika wakil China dan Jepang turut ambil bagian.[]