Rencana Australia Berikan Margaret Court Penghargaan Tertinggi Ditentang
Margaret Court

Legenda tenis Australia, Margaret Court, saat menyaksikan pertandingan semifinal Australia Terbuka 2020 antara Dominic Thiem dan Alexander Zverev di Melbourne, Australia, Rabu (5/2). | REUTERS/Issei Kato
AKURAT.CO, Pemerintah Australia dikabarkan akan memberikan penghargaan tertinggi untuk legenda tenis mereka, Margaret Court. Rencana ini mendapat kritik dari banyak pihak sehubungan dengan sikap Court yang menentang perkawinan sejenis dan komunitas LGBTQ.
Sebagaimana dikabarkan The Guardian, Court masuk dalam daftar penerima penghargaan Companion in the General Division of the Order of Australia (AC). Penghargaan ini diberikan untuk memperingati hari nasional Australia yang dikenal dengan Australia Day setiap 26 Januari.
Rekor 24 gelar grand slam jelas merupakan salah satu pertimbangan Australia memberikan penghargaan untuk Court. Mantan petenis berusia 78 tahun tersebut juga telah mendapat penghormatan oleh komunitas tenis Australia yang menggunakan namanya untuk salah satu venue Australia Terbuka.
baca juga:
Gubernur Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, adalah salah satu figur yang menentang penghargaan terhadap Court. Bagi Andrews, keberhasilan Court di tenis tidak lantas membuatnya layak mendapat penghargaan sebagai salah satu tokoh yang menyebarkan kebencian terhadap salah satu kelompok tertentu.
“Saya tidak ingin memberikan pandangan fanatik dan tidak terpuji orang ini sebarang oksigen,” cuit Andrews di akun Twitter-nya.
“Tetapi ketika (pihak) lain menegaskan untuk memberi penghargaan tertinggi negara ini, menurut saya ini layak dikatakan lagi: kemenangan grand slam tidak memberikan Anda hak untuk menyebarkan kebencian dan menciptakan perpecahan. Sama sekali tidak.”
Court, yang saat ini juga bekerja di gereja, dikenal dengan pernyataannya yang menyebut bahwa tenis penuh dengan “lesbian”. Legenda tenis Amerika Serikat kelahiran Cekoslowakia, Martina Navratilova, adalah salah satu tokoh yang mengambil posisi menentang Court.
Pada Australia Terbuka tahun lalu, Navratilova bersama legenda tenis AS lainnya, John McEnroe, melakukan aksi masuk ke lapangan untuk meminta mengganti nama venue Margaret Court Arena menjadi nama petenis keturunan warga asli Australia, Evonne Goolagong.
Aksi tersebut dilakukan beberapa saat menjelang Court mendapatkan penghormatan dalam perayakaan 50 tahun sejak kali pertama sang petenis meraih gelar grand slam. Tahun ini, Navratilova kembali memuat baliho protes bertuliskan Evonne Goolagong Arena di akun Twitter-nya untuk memprotes penghargaan pemerintah Australia.
Court sendiri tidak merasa terkejut dengan reaksi kritik atas rencana penghargaan tersebut. Ia bertahan dengan mengatakan bahwa pandangannya tentang LGBTQ berasal dari Injil.
“Sepanjang hidup saya sudah menjalankan pandangan-pandangan itu dan saya hanya mengatakan apa yang dikatakan Injil,” ucap Court.[]