Valdano: Maradona Lebih Seorang "Rockstar" Ketimbang Pesepakbola
Diego Maradona

Jorge Valdano saat berpelukan bersama Diego Maradona saat masih sama-sama membela Tim Nasional Argentina. | THE GUARDIAN/Bob Thomas
AKURAT.CO, “Tidak di manapun dia segembira ketika berada di lapangan, di mana dia berkencan dengan cinta sejatinya: bola. Dan bahkan, di sana dia juga punya kemampuan untuk mendominasi pentas, seakan dia tidak merasa sebagai bagian dari tim, namun unik, sendirian. Lebih seperti seorang rockstar yang membuat penonton menggila ketimbang seorang pesepakbola.”
Penggambaran di atas disampaikan oleh Jorge Valdano tentang kapten timnya ketika membawa Argentina menjuarai Piala Dunia Meksiko 1986: Diego Maradona. Valdano sendiri tak kuasa menahan tangis saat diwawancara soal kenangan favoritnya semasa bersama Maradona di salah satu stasiun televisi Spanyol.
Menulis obituari tentang Maradona di El Pais dan dimuat dalam versi Bahasa Inggris di The Guardian, Valdano menggambarkan Maradona sebagai sosok dengan dua kepribadian yang bertolak belakang. “Dia melebihi setan dan malaikat,” tulis Valdano.
baca juga:
Valdano, 65 tahun, menggambarkan bagaimana sepakbola demikian melekat pada diri Maradona. Pernah pada suatu kali sebelum sebuah pertandingan di Berlin, Jerman, Pelatih Timnas Argentina saat menjuarai Piala Dunia 1986, Carlos Bilardo, memberikan penekanannya tentang pemain Argentina yang harus menjalani hidupnya dengan bola secara permanen di kakinya “pagi, siang, sore, dan malam”.
“Dia (Bilardo) mengulangi hal itu setiap hari, sampai pada suatu hari Maradona keluar dari kamarnya men-juggling bola, naik lift juggling bola, tiba di ruang makan juggling bola, duduk dan, tanpa membiarkan bola tersebut jatuh, mulai mengigit roti yang ada di meja,” tulis Valdano.
“Bilardo datang, melihat dia (Maradona) dan seulas senyum mengembang di wajahnya, bangga karena terbukti benar. ‘Lihat?’ katanya, ‘itu sebabnya dia adalah Maradona’. Setiap kali saya menceritakan kisah ini membuat saya tersenyum; hari ini, itu membungkus saya dalam kesedihan.”
Tentang kiasannya tentang Maradona lebih dari seorang “rockstar”, Valdano mengatakan bahwa fakta tentang sang legenda seringkali disalahartikan. Maradona, katanya, memiliki kemampuan untuk dilihat hanya sebagai individu terlepas dari rekan setimnya sementara keunggulan perseorangannya sebenarnya tidak mengurangi karakternya sebagai seorang pesepakbola.
“Pertama, ketika saya menganggapnya lebih sebagai penyanyi, lebih bintang, ketimbang pesepakbola, ini adalah citra yang mengagungkan solois, di dalam cahaya sorot, yang tidak mengurangi kepesepakbolaannya. Dia hidup dan mati dengan jiwa seorang pesepakbola,” tulis Valdano.
“Kedua, statusnya sebagai seorang solois, seorang individual: dia berdiri dari dalam tim, bersinar dengan cahaya dirinya yang tiada banding, tetapi dia tidak hanya merasa sebagai bagian dari tim, dia juga murah hati dengan rekan setimnya, berkomitmen untuk mereka.”