Denmark Terbuka tanpa Pemain Bintang, Pelatnas Malaysia Dibatasi Ketat
Bulutangkis Dunia

Federasi Bulutangkis Dunia, BWF, menganggap perubahan sistem perhitungan angka dari 21 angka ke sebelas angka akan membuat bulutangkis menjadi lebih menarik. | ABC.NET.AU
AKURAT.CO, Berbeda dengan di Indonesia, dampak pandemi terhadap bulutangkis dan pebulutangkis sepertinya cukup mengguncang di beberapa negara. Denmark dan Malaysia adalah negara yang akhir-akhir ini cukup khawatir dengan kondisi pandemi virus corona (COVID-19) pada aktifitas rutin mereka.
Denmark, misalnya, cukup terganggu dengan keputusan sejumlah pebulutangkis elite yang urung bertanding di turnamen Denmark Terbuka yang bakal digelar mulai pekan depan. Tidak ada nama seperti Kento Momota dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di turnamen level World Tour 750 itu.
“Cukup mengganggu bahwa (pebulutangkis) nomor satu (dunia) tidak hadir. Tapi kami masih punya Chou Tien Chen dan Anders Antonsen, yang merupakan nomor dua dan nomor tiga di ranking (dunia),” kata mantan pebulutangkis nasional Denmark, Jim Laugesen, sebagaimana dipetik dari New Strait Times.
baca juga:
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akhirnya mengonfirmasi ketidakhadiran Kento Momota dan 18 atlet Jepang lainnya di Denmark Terbuka. Namun, Denmark masih bisa menikmati atlet ganda putri Jepang yang memang mendominasi papan atas dunia karena mereka memutuskan untuk tetap bertanding.
Dari India, mantan pebulutangkis ranking satu dunia, Saina Nehwal, juga memilih tak berangkat ke Denmark. Keputusan ini juga diikuti oleh suaminya yang juga pebulutangkis tunggal putra, Parupalli Kashyap.
Sementara itu, Malaysia akhirnya menerapkan pembatasan pergerakan untuk atlet nasional mereka. Naiknya jumlah kasus positif COVID-19 di negara tersebut membuat Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) hanya mengizinkan atlet mereka berada di sekitar Pelatnas Akademi Badminton Malaysia dan Stadion Juara di Bukit Kiara, Kuala Lumpur.
“Kalau pemain kita ada temu janji dengan dokter di ISN (Institut Sukan Negara), mereka dibenarkan pergi dan ini adalah soal pemain bergerak dari lokasi A ke B dan bukannya mereka bebas pergi makan atau ke mana saja,” ucap Direktur Kepelatihan BAM, Wong Choong Han, sebagaimana dipetik dari Malaysia Kini.
Adapun pemain ganda putra terbaik Malaysia, Soh Wooi Yik, tidak bisa menutupi kekhawatirannya dengan perkembangan penularan COVID-19. Runner-up All England 2019 itu tidak bisa membayangkan jika harus diinstruksikan pulang ke kediaman masing-masing dan berlatih secara terpisah.
“Tanpa adanya pertandingan internasional, kami semua merasa tak bersemangat. Saya tidak tahu bagaimana mengatasinya jika kami harus pulang ke rumah dan latihan secara terpisah lagi,” ucap Wooi-Yik.