
AKURAT.CO Ogoh-ogoh merupakan patung raksasa yang digunakan dalam perayaan Nyepi di Bali, Indonesia. Hari Raya Nyepi untuk umat Hindu yang jatuh pada tanggal baru bulan Caka (penanggalan Bali) yang biasanya berlangsung pada bulan Maret atau April. Pada Hari Raya Nyepi, umat Hindu Bali diharapkan untuk merenung dan memikirkan kembali sikap mereka serta kegiatan mereka di masa lalu.
Dilansir dari berbagai sumber, Ogoh-ogoh memiliki peran penting dalam perayaan hari raya Nyepi di Bali. Berbentuk seperti patung-patung raksasa yang dianggap sebagai simbol dari roh-roh jahat yang harus diusir dari tempat-tempat sakral pada malam sebelum Nyepi. Dalam tradisi Hindu, perayaan Nyepi adalah hari untuk merenung dan memikirkan kembali sikap serta kegiatan di masa lalu.
Dengan kehadiran patung-patung raksasa tersebut, diharapkan dapat membantu umat Hindu Bali dalam mengusir kekuatan negatif serta membersihkan pikiran dan jiwa mereka. Selain itu, Ogoh-ogoh juga dianggap sebagai sarana untuk menyatukan masyarakat setempat dalam sebuah prosesi yang biasanya diikuti oleh seluruh penduduk desa.
baca juga:
Sejarah Ogoh-ogoh, Patung Raksasa yang Diarak Saat Nyepi
Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Ogoh-ogoh dimulai pada akhir tahun 1980-an. Ketika seorang seniman Bali bernama I Wayan Wija mulai menciptakan patung-patung raksasa sebagai simbol kekuatan roh jahat. Beliau percaya bahwa dengan membuat patung-patung tersebut, roh-roh jahat dapat diusir dari tempat-tempat sakral di Bali.
Pada awalnya, Ogoh-ogoh hanya dibuat dari bambu dan kertas. Namun, seiring berjalannya waktu, patung-patung tersebut mulai dibuat dari bahan-bahan yang lebih kuat seperti kayu dan poliester. Para seniman Bali saat ini, juga mulai menggunakan teknologi modern seperti motor dan lampu untuk memberikan efek yang lebih dramatis pada patung-patung tersebut.
Ogoh-ogoh menjadi bagian penting dari perayaan Nyepi di Bali. Setiap desa di Bali akan membuat Ogoh-ogoh mereka sendiri dan akan menampilkan patung-patung tersebut dalam sebuah prosesi yang disebut "Ngebak Geni" pada malam sebelum hari raya Nyepi.
Sebelum memulai prosesi, biasanya para peserta upacara akan meminum minuman keras atau dikenal dengan Arak. Selanjutnya, Ogoh-ogoh akan diarak menuju tempat yang diberi nama sema. Patung raksasa ini juga dianggap sebagai sarana untuk menyatukan masyarakat.
Pada prosesi Ogoh-ogoh, dilakukan dengan membawa patung-patung raksasa yang berisi kekuatan negatif di atas pundak para pemuda yang tergabung dalam kelompok Ogoh-ogoh. Para pemuda berjalan sekitar desa sambil menggerakkan Ogoh-ogoh mereka dalam sebuah tarian khusus, lalu diiringi oleh musik gamelan dan petasan.
Setelah prosesi selesai, Ogoh-ogoh dibakar sebagai bagian dari ritual penyucian diri dan pengusiran roh jahat. Hal ini diharapkan dapat membantu membersihkan pikiran dan jiwa dari kekuatan negatif, sehingga umat Hindu Bali dapat memulai tahun baru dengan pikiran yang bersih dan jiwa yang suci.
Secara keseluruhan, Ogoh-ogoh memiliki peran penting dalam perayaan hari raya Nyepi di Bali, baik sebagai simbol kekuatan negatif yang harus diusir, maupun sebagai sarana untuk menyatukan masyarakat setempat dalam sebuah prosesi yang membawa makna mendalam.
Itulah sejarah tentang adanya patung raksasa menyeramkan yang dijadikan tradisi bagi umat Hindu. Untuk kamu yang penasaran, kamu bisa mengunjungi Bali karena akan banyak ditemukan berbagai tradisi lainnya yang tak kalah seru.