Ekonomi

Ogah Bilang AS Masuk Resesi, Yellen: Ekonomi Kita Cuma Melambat

Ogah Bilang AS Masuk Resesi,  Yellen: Ekonomi Kita Cuma Melambat
Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersikeras menolak bahwa saat ini negaranya telah memasuki masa resesi. Menurutnya, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini adalah sebuah proses demi menjinakkan inflasi. (Twitter/@SecYellen)

AKURAT.CO, Menteri Keuangan AS Janet Yellen tetap bersikeras menolak bahwa saat ini negaranya telah memasuki masa resesi. Yellen berkata bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini adalah sebuah proses demi menjinakkan inflasi.

"Resesi yang sebenarnya adalah pelemahan ekonomi yang luas, dan bukan itu yang kita lihat sekarang," kata Yellen pada konferensi pers Kamis lalu dilansir melalui BBC pada Senin (1/08/2022).

Walaupun begitu, Yellen bersikeras bahwa perjuangan The Fed untuk menurunkan inflasi tanpa merugikan AS akan tetap berjalan seiring dengan mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat.

baca juga:

"Saya percaya, ada jalan untuk menurunkan inflasi sambil mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat, tapi saya percaya ada jalan untuk mencapai itu," kata Yellen.

Di sisi lain, ia mengemukakan hal tersebut beberapa jam setelah data menunjukkan ekonomi AS menyusut secara berturut-turut dalam dua kuartal, karena peningkatan suku bunga memperlambat investasi bisnis dan permintaan perumahan.

"Kita perlu melihat perlambatan, kemudian pasar tenaga kerja sangat ketat, mungkin menjadi sumber beberapa tekanan inflasi," kata Yellen.

Yellen juga menekankan, peningkatan biaya makanan dan energi juga memberikan kontribusi yang besar bagi terjadinya inflasi di seluruh dunia, yang didorong oleh perang di Ukraina.

Setidaknya saat ini AS telah mengalami kontraksi pada arah resesi, setelah dua kuartal ekonomi AS yang menunjukkan terjadi kenaikan suku bunga acuannya dua kali berturut-turut. Gedung Putih pun berdalih dengan menekankan pada pertumbuhan jumlah pekerjaan dan belanja konsumen.

"Menurunkan inflasi adalah prioritas utama bagi pemerintahan, yang kemudian kenaikan harga konsumen kemungkinan akan turun di hari-hari mendatang," jelas Yellen.

Sumber: BBC