Polemik Salam Semua Agama, Syamsuddin: Orang Lain Sudah Berpikir Bagaimana Wisata ke Luar Angkasa, Kita Masih Berkubang dalam Kegaduhan

Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris. | AKURAT.CO/Khalishah Salsabilah
AKURAT.CO, Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris menyayangkan perdebatan tentang pengucapan salam pembuka untuk semua agama bagi pejabat publik. Perdebatan ini dipicu imbauan MUI Jawa Timur kepada para pejabat.
"Bagaimana bangsa kita bisa maju jika yang diperdebatkan masih urusan salam. Orang lain sudah berpikir bagaimana berwisata ke luar angkasa dan membuat mobil terbang, kita masih berkubang dalam kegaduhan dan debat kusir yang sia-sia dan tidak perlu," kata Syamsuddin melalui Twitter, hari ini.
Menurut Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan imbauan MUI Jawa Timur agar pejabat tidak menggunakan salam pembuka semua agama merupakan anjuran agar berhati-hati dalam persoalan akidah.
baca juga:
"Seorang Muslim harus berhati-hati di dalam berdoa dan jangan sampai dia melanggar ketentuan yang ada karena ketika dia berdoa maka dia hanya akan berdoa dan akan meminta pertolongan dalam doanya tersebut hanya kepada Allah SWT saja dan tidak boleh kepada lainnya," kata Buya Anwar dalam siaran pers.
Dia mengatakan imbauan MUI Jawa Timur sudah tepat dan sesuai dengan ketentuan Alquran dan Hadits karena di dalam Islam setiap doa selain ada dimensi muamalah (hubungan kepada sesama) juga sangat sarat dengan dimensi teologis serta ibadah.
Sementara menurut pendapat Wakil Ketua SETARA Institute Bonar Tigor Naipospos munculnya imbauan itu tekesan justru tidak menghargai perbedaan.
"Seharusnya harus dipahami ini adalah negara plural, meletakkan semua agama sama. Jadi seharusnya tidak ada satu agama yang istimewa atau diistimewakan," kata dia, kemarin.
Menurut Tigor wajar pejabat publik membuka pidato dengan salam untuk semua agama.
"Kalau tidak ya sudah jangan gunakan lima agama. Gunakan saja salam selamat sore, pagi, seperti yang diusulkan Gus Dur," kata dia. []