Ace: Radikalisme Harus Dilihat Secara Utuh, Tidak Sekadar Cadar dan Celana Cingkrang

Anggota DPR Fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily saat memberikan keterangan mengenai Pembentukan Pengawas Pemilu di ruang Fraksi, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5/2019). Fraksi Partai Golkar DPR menolak dengan tegas pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Pemilu 2019 yang diusulkan Fraksi PKS, PAN, dan Gerindra dalam rapat Paripurna beberapa hari yang lalu. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Sebelum mengeluarkan sebuah pernyataan atau bahkan kebijakan, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi seharusnya melihat radikalisme itu secara utuh, tidak parsial.
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, TB Ace Hasan Syadzily, mengungkapkan jika radikalisme dipahami secara setengah-setengah dan belum dibahas secara matang di internal kementerian, namun sudah digaungkan, maka dampak yang ditimbulkan adalah kegaduhan.
"Jadi paham radikalisme itu harus dilihat secara utuh, tidak dilihat dari sekedar cadar dan celana cingkrang," ungkapnya saat ditemui di Tangerang Selatan, Banten, Jumat (8/11/2019).
baca juga:
Ace menyebut bahwa tidak pada tempatnya Kemenag mengurusi radikalisme, apalagi jika paham tersebut dimaknai secara sempit.
Sebab menurutnya, ada institusi lain yang lebih tepat dalam menangani hal-hal terkait radikalisme.
"Radikalisasi tidak pada tempatnya kalau bicara radikalisme di Kementerian Agamanya. Saya tahu justru institusi-institusi di bawah Kementerian Agama itu selama ini menjadi benteng radikaslisme," katanya.
Seperti diketahui, belakangan Menag Fachrul Razi meminta maaf karena telah memicu gesekan-gesekan di publik terkait dengan rencana melarang cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintahan. Menag mengakui kebijakannya terlalu cepat disampaikan ke publik sehingga sempat menimbulkan kegaduhan.[]