Budiman Sudjatmiko: Kebaikan Awkarin Sensasional, Kebaikan Tri Mumpuni Esensial

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2019) | AKURAT.CO/Herry Supriyatna
AKURAT.CO, Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mencoba untuk membandingkan kebaikan yang dilakukan oleh dua aktivis sosial, Karin Novilda dan Tri Mumpuni Wiyatno.
Karin atau yang akrab disapa Awkarin merupakan seorang selebgram yang aktif melibatkan dirinya dalam kegiatan-kegiatan sosial, misalnya turun ke lokasi kebakaran hutan di Kalimantan, membantu logistik buat mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di gedung Parlemen, hingga membantu driver ojek online yang kehilangan motornya.
Sedangkan Tri Mumpuni adalah seorang pemberdaya listrik di lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia. Berkat kegiatan sosialnya tersebut, Tri mendapat penghargaan Ashden Awards 2012.
baca juga:
Budiman berpendapat, kebaikan yang dilakukan Awkarin basisnya adalah sensasi. Sedangkan kebaikan yang dilakukan Tri basisnya adalah esensi. Budiman tidak menyalahkan kebaikan sensasional yang dilakukan Awkarin, namun baginya yang lebih penting adalah esensi.
"2 contoh kebaikan oleh 2 perempuan: 1. Awkarin & 2. Tri Mumpuni.. Yg pertama basisnya sensasi, yg ke 2 esensi. Kebaikan harus sensasional tp yg lebih penting juga esensial. Tak cukup salah 1. Budaya kita lebih suka yg pertama, meski tubuh kita butuh yg ke 2..," tulis Budiman melalui akun twitter pribadinya.
Lebih lanjut, Budiman menilai bahwa kebaikan yang esensial dapat mengubah nasib banyak orang dan berdampak mendalam, tetapi yang terinspirasi dari kebaikan esensial lebih sedikit dibandingkan kebaikan yang sensasional. Sebaliknya, kebaikan sensional akan menginspirasi lebih banyak orang, tetapi dampaknya jauh lebih dangkal.
"Yang esensial itu sumur, ia dalam tapi tak lebar. Yang sensasional itu air menggenang, ia lebar tap dangkal. Cuma samudera yang esensial & sensasional. Ia kekal & dikenal karena dalam & sekaligus lebar. Peradaban manusia harus diarahkan ke keseimbangan ini agar adil," tutur Budiman.
"Untuk lebih meluaskan cakrawala, kita ambil contoh lain: Greta Thunberg & Butet Manurung. Greta menginspirasi orang banyak lewat sensasi di pusat-pusat atensi dunia (Eropa & Amerika) u/ advokasi lingkungan, Butet melakukan esensinya tinggal di hutan bertahun-tahun," tambahnya.
Yg esensial mengubah nasib banyak orang dgn mendalam tp jumlah yg terdampak lebih sedikit drpd dampak tindakan kebaikan sensasional. Kebaikan sensasional menginspirasi jauh lebih banyak orang tp dangkal dampaknya
— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) October 14, 2019