Ramai Grup WA STM Diduga Buatan Polisi, Begini Tanggapan Mabes Polri

Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo (tengah) memberikan keterangan dalam rilis kasus pemberitaan hoax di Divhumas Mabes Polri, Jakarta, Senin (1/7/2019). Dalam pengungkapan kasus tersebut kepolisian nengkapan pelaku penyebar berita hoax dengan akun media sosial bernama /rif_oposite. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO, Polri menanggapi dugaan anggota polisi pada grup WhatsApp STM oleh warganet. Polri menilai percakapan akun atau nomor whatsapp yang tertera itu sebagian besar anonymous, mereka dengan sengaja membangun narasi yang sifatnya propaganda.
"Nah ini, jadi kita paham betul apa yang ada di media sosial itu, karena sebagian besar adalah anonymous, narasi-narasi yang dibangun adalah narasi propaganda," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di Kantornya, di Jakarta Selasa (1/10/2019).
Dedi juga mengatakan pihaknya melalui Direktorat Cyber Bareskrim sudah memprofiling terhadap hal itu. Dia mencontohkan, hal ini seperti beberapa kasus yang muncul seperti tujuh kontainer mengangkut surat suara pada pemilihan umum 2019 lalu.
baca juga:
"Maka Cyber bareskrim akan menerapkan undang-undang ITE, UU 1 tahun 1946 maupun UU lainnya yang sesuai fakta hukum penyidik," katanya.
Sebelumnya, jagat maya twitter diviralkan oleh banyaknya cuitan foto yang memuat percakapan tentang grup WhatsApp STM, pada Senin (30/9/2019) malam.
Dalam percakapan itu, terlihat banyaknya kumpulan grup STM yang menunjukkan koordinasi seputar aksi demontrasi.
Sontak warganet pun banyak yang melacak kepastian dari kebenaran kumpulan nomor pada Grup WhatsApp tersebut. Beberapa warganet juga memberi tips untuk melacak kebenaran dengan aplikasi pelacak nomor handphone.
"Ini buzzer istana gobloknya kebangetan. No di bawah kalau dicek pake Truecaller keluar nama plokis semua," cuit Grimaldi Sinaga dalam akun Twitter pribadinya @thegrimaldy, Senin (30/9/2019).
Komentar lucu juga terlontar terkait analisis grup WA anak STM yang ternyata ketika dicek nomor-nomornya adalah milik polisi.
"Secara naluriah, anak STM memang berani tawur, tapi secara naluriah juga, mereka tidak akan pernah berani pakai nomor Telkomsel," cuit agus, (1/10/2019). []