Bupati Sragen: Pak Jokowi Pernah Rasakan Enaknya Nasi dari Daerah Ini

Presiden Joko Widodo bersiap meresmikan proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (1/4/2019). Presiden meresmikan beroperasinya KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, KEK Morotai, KEK Bitung, Rusun Mahasiswa IAIN Kota Manado dan Rusun Mahasiswa UKI Kota Tomohon. | ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
AKURAT.CO Presiden Joko Widodo menghadiri acara silaturahmi bersama Gabungan Kelompok Tani dan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha beras Indonesia se-Jawa Tengah, di GOR Diponegoro Kabupaten Sragen, hari ini.
Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi saat memasuki GOR Diponegoro mendapat sambutan yang meriah para anggota Gapoktan, Perpadi, pengusaha pupuk, sejumlah masyarakat yang mengikuti acara tersebut.
Presiden menjadi rebutan untuk bersalaman dan berswafoto bersama orang nomor satu Indonesia tersebut. Presiden juga didampingi Mensesneg Pratikno, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
baca juga:
Kusdinar memberikan penghargaan atas kehadiran Jokowi di tengah masyarakat Kabupaten Sragen.
Menurut Kusdinar ada ribuan orang yang ikut hadir menyambut Presiden dan mereka dari anggota Gapoktan, Perpadi, pengusaha pupuk, perangkat desa dan lurah serta masyarakat Sragen.
Menurut Kusdinar, Sragen merupakan salah satu lumbung padi nasional, dan pertanian menjadi sektor yang paling utama, sehingga luas lahan di Sragen sekitar 70,8 persennya terdiri dari lahan pertanian.
"Kualitas beras dari Sragen bagus, karena Bapak Presiden pernah merasakan enaknya nasi dari daerah ini," katanya.
Bahkan, Kusdinar dalam acara tersebut juga membacakan pantun "Hujan turun dimusim semi, saatnya petani menyemai padi, Hari ini, kita bersama Pak Jokowi, semoga membawa berkah bagi petani."
"Ikan bandeng ikan pari dimasak pedas bumbu Jepara, guyubnya Gapoktan, penjual pupuk, dan Perpadi, semua rukun pasti sejahtera," kata Kusdinar.
Jokowi juga memberikan masukan soal proses pengeringan gabah dari dahulu hingga sekarang masih menggunakan manual dengan panas matahari.
Presiden meminta para pemilik penggilingan padi dengan cara modern menggunakan alat pengiring gabah (dryer) akan lebih efektif dan lebih cepat waktunya.
"Pentingnya memodernisasi penggilingan terutama soal pengeringan gabah yang belum banyak dilakukan oleh pengusaha penggilingan," katanya. []