Densus 88 Masih Jaga Kota Sibolga

Doa Selamat Keluarga Besar Polres Sibolga pasca tragedi bom terduga teroris. | AKURAT.CO/Damai Mendrofa
AKURAT.CO Personil Detasemen Khusus Anti Teror 88 masih menjaga Kota Sibolga, Sumatera Utara, usai penggerebekan terduga teroris Abu Hamzah alias Husein di Jalan Cendrawasih. Penggerebekan itu berujung peledakan bom sebanyak tiga kali di kediaman terduga.
"Masih ada dua unit (densus) di sini (Kota Sibolga)," kata Kepala Kepolisian Resor Sibolga Ajun Komisaris Besar Polisi Edwin Hatorangan Hariandja di aula Polres Sibolga, Senin (25/3/2019).
Menurut Edwin para aparat keamanan akan terus berjaga-jaga hingga selesainya pelaksaan pemilu pada 17 April 2019.
baca juga:
"Tanggal 17 April nanti mereka baru pergi meninggalkan Sibolga," katanya.
Sebelumnya, Edwin mengisahkan tragedi teror bom yang mengakibatkan rasa traumatik bagi dirinya. Dia tak pernah mengira, andai saja ledakan tersebut terjadi saat dia dan para personil serta masyarakat berada dalam radius yang dekat dengan lokasi.
"Kalau saja di dalam tiba-tiba meledak? Disitu saya merasakan kehadiran Tuhan. Karena itu kepada anggota (polisi), perbanyak ibadah dan berbagi. Itulah yang menyelamatkan kita, dan saya percaya itu," kata Edwin.
Edwin menyebut insiden teror bom tersebut mesti dijadikan pelajaran penting agar senantiasa bersiaga terhadap lingkungan dan hal-hal mencurigakan.
"Sasarannya Polsek Sambas dan Gereja HKBP depan Rumah Danrem. Dan kalau mereka ledakkan, apa yang bisa kita lakukan?" tuturnya.
Kapolres Edwin juga mengisahkan jumlah bahan peledak yang berhasil diamankan yang berjumlah besar, yakni 300 kilogram.
"300 kilo itu, radius 300 meter persegi itu rata. Jadi syukur, yang bersangkutan cepat ditangkap, cepat diatasi. Dan ini karena Tuhan, tidak ada anggota kita yang luka, dan cuma dia (istri terduga teror) dan anaknya," kata Edwin.
Densus 88 Anti Teror menggerebek rumah Abu Hamzah Alias Husein yang belakangan diketahui masuk dalam jaringan JAD. saat penggrebekan, bom meledak dan mengakibatkan seorang personil kepolisian jadi korban.
Istri Abu Hamzah dan anaknya disebutkan bertahan di dalam rumah dan tak mau menyerahkan diri. Upaya negosiasi dilakukan hingga tengah malam. Negosiasi tak berhasil, istri terduga melakukan bom bunuh diri. Ia tewas bersama anaknya.
Ledakan tersebut merusak ratusan rumah dalam kategori berat, sedang dan ringan. Ratusan warga mengungsi. Presiden Joko Widodo telah mendatangi para korban pengungsi dan menyerahkan santunan senilai sekitar Rp1,4 miliar dan menjanjikan bantuan lainnya dari Kementerian Sosial. []